Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga di Dua Pekon Mengeluh

TAK KUNJUNG DIBANGUN : Jalan penghubung Pekon Tigajaya -Waspada Kecamatan Sekincau mengalami rusak parah. Foto Rinto Arius--

SEKINCAU – Warga pengguna jalan penghubung antara Pekon Tigajaya dan Pekon Waspada, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kembali mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah. 

Warga meminta Pemkab segera membangun jalan sepanjang lebih kurang dua kilometer yang selama bertahun-tahun diusulkan, tetapi tidak kunjung mendapat perhatian.

Jalur ini bukan hanya sekadar akses penghubung antar pekon, tetapi juga menjadi jalur utama untuk mengangkut hasil perkebunan kopi, yang merupakan komoditas andalan di Lampung Barat. 

Namun, kondisi jalan yang rusak menyebabkan kesulitan bagi warga, terutama petani dan pedagang, dalam mengangkut hasil panen mereka ke pasar atau tempat distribusi lainnya.

Wasril Hadi, salah satu warga yang sering melewati jalur ini, menyayangkan minimnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap kondisi infrastruktur tersebut.

”Jalan ini sangat penting bagi masyarakat, bukan hanya sebagai penghubung antar pekon, tetapi juga sebagai jalur produksi bagi petani kopi. Sayangnya, sudah bertahun-tahun diusulkan, tetapi tak pernah terealisasi,” keluhnya.

Wasril juga mengungkapkan bahwa jalan tersebut sempat mendapat perbaikan dengan pengerasan (onderlagh) sekitar tahun 2000-an. Namun, setelah itu, tidak ada lagi perhatian dari pemerintah untuk melakukan pemeliharaan atau peningkatan kualitas jalan.

 Akibatnya, kini jalan tersebut kembali rusak parah, dengan permukaan yang berlubang dan sulit dilalui, terutama saat musim hujan.

”Kami dulu sempat berharap setelah di-onderlagh, perbaikannya akan berlanjut. Tapi sampai sekarang, jangankan diaspal, sekadar pemeliharaan rutin saja tidak ada,” tambah Wasril.

Kondisi jalan yang rusak bukan hanya menyulitkan mobilitas warga, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar. Petani kopi yang mengandalkan jalur ini mengalami kesulitan dalam mengangkut hasil panennya, sehingga biaya transportasi menjadi lebih tinggi.

Bahkan, ada kalanya kendaraan pengangkut terjebak di jalan yang berlumpur saat musim hujan, menghambat distribusi hasil pertanian.

”Kalau jalan bagus, tentu pengangkutan kopi lebih mudah dan biaya bisa ditekan. Tapi karena jalannya rusak, kami harus mencari jalur alternatif atau membayar biaya tambahan untuk transportasi,” ujar Sudirman seorang petani lainnya.

Warga berharap Pemkab Lampung Barat segera menindaklanjuti keluhan ini dengan membangun jalan yang layak agar aktivitas masyarakat, terutama sektor perkebunan, tidak terganggu.

”Kami hanya ingin pemerintah memperhatikan jalan ini. Jangan setiap tahun hanya masuk dalam usulan tanpa realisasi. Ini jalan vital bagi kami, bukan sekadar akses biasa,” tegasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan