Mengenal Tradisi Megibung di Kampung Islam Bali Saat Ramadan

Tradisi megibung atau makan bersama di Masjid Al-Muhajirin, Kampung Islam Kepaon, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, Bali pada 10 Ramadan 1446 Hijriah, Senin 10 Maret 2025 kemarin.//Foto:dok/net.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Ratusan warga Kampung Islam Kepaon di Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, Bali, menggelar tradisi megibung atau makan bersama di Masjid Al-Muhajirin pada 10 Ramadan 1446 Hijriah, Senin 10 Maret 2025 kemarin. Tradisi ini menjadi momen kebersamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun dan tetap lestari hingga kini.

Selepas salat Asar, warga mulai berdatangan ke Masjid Al-Muhajirin dengan membawa berbagai hidangan. Nasi putih, lauk-pauk, urap, aneka minuman, dan takjil menjadi sajian utama dalam megibung. Ketika waktu magrib tiba, warga dari Kampung Islam Kepaon maupun pendatang berbuka puasa bersama dengan takjil. Setelah salat Magrib berjemaah, acara dilanjutkan dengan tradisi megibung.

Dalam pelaksanaannya, sebanyak 47 hidangan disiapkan dalam loyang besar. Setiap loyang disantap oleh empat hingga enam orang, tanpa memandang usia. Suasana hangat terlihat saat anak-anak dan orang dewasa duduk berbaur menikmati hidangan secara bersama-sama.

Menurut Husein, seorang tokoh masyarakat Kampung Kepaon, tradisi megibung ini memiliki makna mendalam tentang kebersamaan dan kekeluargaan serta sajian yang ada sangat terasa enak terlebih bisa menikmati secara kekeluargaan, apalagi bersama anak-anak. “Tradisi ini sudah ada sejak saya kecil dan selalu dilakukan setiap tanggal 10, 20, dan 30 di bulan Ramadan,” ujar Husein.

Selain menjadi bagian dari tradisi Ramadan, megibung juga digelar setelah khatam Al-Qur'an pada 10 Ramadan. Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik pria maupun wanita, yang ikut serta dalam suasana penuh keakraban dan kebersamaan.

Haji Abdul Ghani, Ketua Takmir Masjid Al-Muhajirin, mengungkapkan bahwa tradisi megibung diadopsi dari budaya Hindu. Hal ini mencerminkan harmoni antara umat Islam dan Hindu di Kampung Kepaon yang hidup berdampingan secara rukun dan saling menghormati. "Megibung berasal dari tradisi umat Hindu dan merupakan bagian dari akulturasi budaya Hindu dan Islam. Kami menjaga tradisi ini hingga sekarang, bahkan mengundang umat Hindu di sekitar untuk turut serta dalam acara ini," jelas Ghani.

Tradisi megibung di Kampung Islam Kepaon bukan sekadar ritual makan bersama, tetapi juga simbol persaudaraan, toleransi, dan pelestarian budaya di tengah keberagaman masyarakat Bali. Dengan semangat kebersamaan yang terus dijaga, tradisi ini diharapkan tetap lestari dan menjadi warisan budaya yang mempererat hubungan antargenerasi dan lintas agama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan