Fenomena Worm Moon dan Gerhana Bulan Total Maret 2025, Begini Cara Melihatnya

Ilustrasi. Fenomena Bulan Purnama Maret atau yang dikenal sebagai Worm Blood Moon akan menghiasi langit malam akhir pekan ini. Foto/REUTERS--

Radarlambar.bacakoran.co- Fenomena Worm Moon, yang merupakan nama tradisional untuk Bulan Purnama di bulan Maret, menandai peralihan musim dingin ke musim semi di belahan bumi utara.

Nama ini berasal dari cerita rakyat penduduk asli Amerika dan Eropa, yang mengaitkannya dengan kemunculan cacing tanah dari tanah yang mulai mencair.  

Pada tahun ini, Worm Moon bertepatan dengan Gerhana Bulan Total yang terjadi pada Kamis malam hingga Jumat pagi, 13-14 Maret 2025.

Selama gerhana, bayangan Bumi akan menutupi Bulan sepenuhnya selama 65 menit, menciptakan efek "blood moon" dengan warna merah hingga tembaga.

Fenomena ini terjadi akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi, yang kemudian diteruskan ke permukaan Bulan.  

Sayangnya, Gerhana Bulan Total ini tidak dapat disaksikan di Indonesia. Fenomena ini hanya bisa diamati dari wilayah Eropa, Amerika, dan Arktik.

Namun, bagi masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Worm Moon tetap dapat disaksikan saat Bulan purnama muncul di ufuk timur setelah Matahari terbenam.  

Gerhana Bulan Total bisa dinikmati tanpa peralatan khusus, karena tidak terpengaruh oleh polusi cahaya di perkotaan. Namun, polusi cahaya dapat mengurangi visibilitas bintang di sekitar Bulan saat gerhana berlangsung.

Setelah gerhana berakhir, Worm Moon akan terbenam di barat saat fajar menyingsing pada Jumat pagi dan kembali terbit di malam harinya.  

Meskipun gerhana ini hanya terlihat di beberapa benua, kehadiran Bulan Purnama tetap menjadi fenomena menarik bagi para pengamat langit di berbagai belahan dunia.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan