Fenomena Istidraj, Ketika Kelimpahan Rezeki Menjadi Ujian

Ilustrasi/ Foto---Freepik--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Fenomena seseorang yang hidup dalam kemewahan meskipun jauh dari nilai-nilai agama sering kali mengundang pertanyaan.
Mengapa ada individu yang jarang beribadah atau bahkan sering berbuat maksiat, tetapi tetap memperoleh rezeki berlimpah?
Sementara itu, banyak orang yang taat justru menghadapi berbagai cobaan hidup.
Dalam ajaran Islam, kondisi ini dikenal sebagai istidraj - suatu bentuk ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, bukan sebagai tanda keberkahan sejati.
Secara bahasa, istidraj berasal dari kata yang berarti peningkatan bertahap.
Dalam konteks keagamaan, istilah ini merujuk pada keadaan dimana seseorang diberikan kenikmatan duniawi secara berlimpah, tetapi justru semakin dijauhkan dari rahmat Allah.
Ini bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan sebuah peringatan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kebinasaan tanpa disadarinya.
Istidraj dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan memiliki beberapa faktor penyebab utama, antara lain:
1. Terlena dengan Kemewahan Dunia
Orang yang mengalami istidraj sering kali merasa nyaman dengan harta dan kekayaan yang dimilikinya. Mereka menganggap kelimpahan rezeki sebagai tanda keberkahan, padahal bisa jadi itu adalah ujian yang menjauhkan mereka dari Allah.
2. Kesombongan dan Keangkuhan
Jabatan tinggi, harta melimpah, serta popularitas dapat membuat seseorang lupa diri. Rasa angkuh yang muncul akibat pencapaian duniawi menjadi salah satu indikasi seseorang terkena istidraj.