Penggalian Air di Makkah Berujung Penemuan Harta Karun Emas

Sejarah Makkah berubah saat penggalian air justru mengungkap harta karun emas berusia ratusan tahun-ILUSTRASI: Dream Lab-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Makkah, sebuah kota yang terletak di tengah gurun tandus Arab Saudi, sejak lama menghadapi tantangan besar dalam hal pasokan air.
Keberadaan air di kota ini menjadi sangat vital, namun siapa sangka, sebuah niat untuk mencari air justru membawa keberuntungan yang tak terduga—penemuan harta karun berisi emas.
Kisah ini bermula pada abad ke-6 Masehi, melibatkan seorang tokoh penting, Abdul Muthalib, pemimpin Suku Quraisy.
Pada saat itu, Makkah tengah mengalami kekeringan yang panjang, dan kebutuhan akan sumber air menjadi sangat mendesak.
Abdul Muthalib, yang mendapat petunjuk melalui sebuah mimpi, segera memutuskan untuk menggali sumur di antara lokasi Ka'bah dan Isaf-Naila.
Mimpi tersebut mengarahkan dia untuk menggali sebuah sumur kuno yang diyakini akan memberikan air melimpah bagi penduduk Makkah.
Tanpa ragu, Muthalib memulai penggalian. Setelah beberapa hari menggali dengan cangkul, air akhirnya memancar dari dalam tanah.
Namun, yang mengejutkan bukan hanya kemunculan air, melainkan juga penemuan benda-benda berkilau di dasar sumur.
Dua patung unta dari emas ditemukan, bersama dengan pedang dan baju perang yang tampaknya berasal dari suku Jurhum—suku tertua di Arab yang pernah menetap di Makkah sebelum mereka diusir dalam sebuah pertempuran.
Meski penemuan emas yang sangat berharga tersebut, Muthalib tidak tergoda untuk memanfaatkannya secara pribadi.
Sebaliknya, ia memutuskan untuk menggunakan harta karun tersebut untuk pemeliharaan Ka'bah, dengan melebur patung-patung emas dan mengubahnya menjadi pintu Ka'bah serta pernak-pernik di Baitullah.
Keputusan bijak Muthalib ini semakin menambah penghormatan penduduk Makkah terhadapnya.
Tak hanya harta karun yang ditemukan, tetapi juga sumur zamzam yang terkenal, yang tetap menjadi sumber kehidupan bagi Makkah hingga hari ini.
Setelah penggalian tersebut, Muthalib dihormati sebagai penanggung jawab kebutuhan air dan makanan bagi kota suci ini.