Kedalaman Patching Ruas Jalan Nasional Sumberjaya Dipertanyakan

MENJELANG Lebaran Idul Fitri pemerintah kembali melakukan perbaikan jalan di sejumlah ruas jalan nasional termasuk di Kecamatan Sumberjaya. -Foto Dok---
SUMBERJAYA – Menjelang Lebaran Idul Fitri, pemerintah kembali melakukan perbaikan jalan di sejumlah ruas jalan nasional, termasuk di Kecamatan Sumberjaya. Perbaikan jalan ini seakan telah menjadi tradisi tahunan yang rutin dilakukan setiap tahun.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas, terutama saat musim mudik dan arus balik, yang sering kali diwarnai dengan lonjakan jumlah kendaraan.
Salah satu titik perhatian dalam proyek perbaikan jalan kali ini adalah penggalian aspal rusak yang dilakukan di sejumlah ruas jalan di Sumberjaya. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggali aspal yang telah rusak (patching) dan menutupnya kembali dengan lapisan aspal baru.
Namun, meskipun perbaikan ini diharapkan dapat memperlancar perjalanan, beberapa pihak mempertanyakan kualitas serta ketepatan spesifikasi dari perbaikan yang dilakukan.
Salah seorang pemerhati pembangunan lokal, yang enggan disebutkan namanya, menilai bahwa penggalian aspal yang dilakukan tidak selalu merata. "Dari pengamatan saya, kedalaman penggalian yang dilakukan dalam proses patching ini sangat bervariasi. Ada yang cukup dalam, tetapi ada pula yang hanya sekadar kelotok permukaan saja. Hal ini bisa memengaruhi daya tahan dan kualitas perbaikan jalan," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, jika kedalaman penggalian hanya sekitar tiga sentimeter saja, daya tahan aspal tersebut diperkirakan tidak akan lama, terutama mengingat banyaknya kendaraan bertonase berat yang melintas.
"Jika perbaikan tidak dilakukan dengan kedalaman yang memadai, kekuatan jalan akan mudah terkikis, apalagi saat ada kendaraan berat yang melintas," ujarnya.
Selain itu, warga Kecamatan Sumberjaya, Afip Nurmasyah, juga memberikan perhatian terhadap proses perbaikan jalan ini. Menurutnya, pengerjaan patching harus dilakukan dengan lebih cepat untuk menghindari potensi kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
"Sering kali, setelah penggalian dan sebelum proses penutupan dilakukan, jalan dibiarkan terbuka terlalu lama. Hal ini sangat berbahaya, terutama saat hujan karena lubang yang tergenang air bisa membuat pengendara terjebak dan tidak menyadari adanya lubang di jalan," jelas Afip.
Afip menambahkan bahwa dalam beberapa kasus sebelumnya, proses dari penggalian hingga penutupan jalan memakan waktu yang cukup lama, yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan dan kerusakan pada kendaraan.
Dia berharap, kali ini pemerintah dapat mempercepat pengerjaan perbaikan jalan agar tidak menambah potensi risiko kecelakaan bagi pengendara.
Seiring dengan meningkatnya volume kendaraan pada musim mudik, perbaikan jalan yang cepat dan berkualitas sangat diperlukan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi para pemudik.
Semoga upaya pemerintah dalam memperbaiki jalan-jalan nasional, terutama di Sumberjaya, dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi kelancaran arus lalu lintas. (rinto/nopri)