Siswa Lolos SNBP 2025, Tapi Tidak Mengambil Kursi: Apakah Sekolah Akan Dikenakan Sanksi?

PTN Memiliki Otoritas Atas Kuota Sekolah

Meskipun kebijakan ini tidak berdampak langsung pada sekolah, Eduart menjelaskan bahwa beberapa PTN mungkin akan mengevaluasi ulang alokasi kuota mereka untuk sekolah-sekolah yang memiliki peserta yang sering tidak mengambil kursi.

"Contohnya, sebuah sekolah yang setiap tahun mendapat kuota besar, tetapi banyak siswanya yang tidak mengambil kursi di PTN. Ke depannya, PTN bisa saja mengurangi alokasi kuota untuk sekolah tersebut," jelas Eduart. 

Namun, keputusan tersebut sepenuhnya berada di PTN dan bukan merupakan kewenangan panitia SNPMB.

 

Mendorong Siswa untuk Memanfaatkan Kesempatan yang Ada

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto, juga mengimbau kepada para peserta SNBP untuk memanfaatkan kesempatan yang telah diraih. 

"Ini kesempatan besar yang tidak boleh disia-siakan. Para peserta telah berjuang keras selama bertahun-tahun untuk mencapai titik ini, dan mereka seharusnya memanfaatkan peluang tersebut," ujar dia 

Menteri Yuliarto menekankan pentingnya melanjutkan pendidikan di PTN yang telah diterima, mengingat seleksi melalui jalur SNBP merupakan salah satu jalur seleksi yang sangat kompetitif.

Berdasarkan penjelasan dari Kemendikti Saintek dan SNPMB, dapat disimpulkan bahwa meskipun ada peserta yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan di PTN setelah diterima melalui SNBP, sekolah mereka tidak akan dikenakan sanksi atau dimasukkan dalam daftar hitam.

Sanksi hanya akan diterapkan pada individu yang bersangkutan, dan dampaknya hanya terbatas pada ketidakmampuan mengikuti seleksi jalur lain. 

Meski demikian, PTN dapat memutuskan untuk menyesuaikan alokasi kuota untuk sekolah-sekolah yang menunjukkan tren peserta tidak mengambil kursi yang telah diberikan. 

Oleh karena itu, penting bagi siswa dan sekolah untuk memahami kebijakan ini guna mengoptimalkan peluang yang ada. (*)