Menghadapi Dampak Perang Dagang, Dua Raksasa Tetangga RI Langkah Strategis Menarik Perhatian Trump

Pemerintah Vietnam dan India kini tengah mempertimbangkan kebijakan baru untuk meredakan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Foto Dok/Net ---
Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah Vietnam dan India kini tengah mempertimbangkan kebijakan baru untuk meredakan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) di tengah tekanan dari kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Kedua negara ini, yang memiliki hubungan perdagangan signifikan dengan AS, berusaha menyeimbangkan kembali perdagangan mereka dengan langkah-langkah konkret.
Di India, pemerintah tengah mengevaluasi pengurangan tarif impor barang-barang AS hingga lebih dari 50%, terutama untuk produk dengan nilai total impor mencapai sekitar US$ 23 miliar (sekitar Rp 380 triliun). Ini merupakan bagian dari tahap awal negosiasi dalam perjanjian perdagangan yang sedang dibahas antara India dan AS. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan tarif timbal balik dari AS, yang dapat berdampak pada hampir 87% ekspor India ke AS, yang bernilai US$ 66 miliar (sekitar Rp 1.092 triliun).
India saat ini berupaya menyusun kesepakatan perdagangan yang memungkinkan pengurangan tarif sekitar 55% pada produk-produk AS, dengan tarif yang sebelumnya berkisar antara 5% hingga 30%. Pemerintah India berharap solusi ini dapat menciptakan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak di tengah ketegangan yang sedang berlangsung.
Berdasarkan laporan dari Russia Today yang mengutip Reuters, delegasi AS yang dipimpin oleh Asisten Perwakilan Perdagangan untuk Asia Selatan dan Tengah, Brendan Lynch, telah tiba di New Delhi untuk memulai pembicaraan lebih lanjut. Ini setelah Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, melakukan kunjungan ke Washington untuk membahas masalah tarif dan kemungkinan Perjanjian Perdagangan Bilateral (BTA) pada awal bulan ini. Namun, meskipun Presiden Trump sempat menyatakan bahwa India telah setuju untuk memangkas tarif, pihak India menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak akan dilakukan terburu-buru.
Dalam konteks Vietnam, pemerintah negara tersebut juga memutuskan untuk menurunkan tarif impor beberapa produk dari AS sebagai bagian dari upaya memperbaiki neraca perdagangan dengan mitra dagang utamanya. Rencana terbaru mencakup pemotongan tarif gas alam cair AS menjadi 2% dari sebelumnya 5%, serta penurunan tarif mobil dari kisaran 45%-64% menjadi 32%. Selain itu, tarif etanol juga akan dipotong menjadi 5% dari sebelumnya 10%. Vietnam juga berencana untuk menyetujui penggunaan teknologi layanan internet, seperti Starlink yang dipromosikan oleh Elon Musk, mitra dekat Trump.
Kepala Departemen Kebijakan Pajak Kementerian Keuangan Vietnam, Nguyen Quoc Hung, menyatakan bahwa keputusan final mengenai pemotongan tarif ini akan diumumkan dalam waktu dekat dan berlaku segera setelah itu. Vietnam juga akan menghapus tarif etanol dan memotong tarif impor lainnya, termasuk untuk produk seperti paha ayam, almond, apel, ceri, dan produk kayu. Langkah-langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Vietnam untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, yang pada tahun lalu tercatat lebih dari US$ 123 miliar (sekitar Rp 2.039 triliun).