Pastikan Penyaluran LPG Tepat Sasaran, Diskopdag Bersama Agen Lakukan OP

OPERASI PASAR_Diskopdag Lambar bersama Agen LPG 3 Kg Bersubsidi PT Desy Bersaudara Rayon Lambar menggelar operasi pasar gas LPG bersubsidi 3 KG di Gedung Pancasila. -Foto Edi -

Radarlambar.bacakoran.co - Untuk mengantisipasi permainan harga serta mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pasokan LPG 3 kilogram bersubsidi, Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopdag) bersama Agen LPG 3 Kg Bersubsidi PT Desy Bersaudara Rayon Lambar menggelar operasi pasar di Gedung Pancasila, Kelurahan Waymengaku, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat, Sabtu (29/3/2025) 

Sebanyak 700 tabung LPG disiapkan dalam kegiatan ini agar masyarakat bisa mendapatkan gas dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) yakni sebesar Rp20 ribu pertabung.

Kepala Diskopdag Lampung Barat, Tri Umaryani, mengatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan LPG 3 kg di pasaran. 

“Beberapa waktu terakhir, banyak keluhan dari warga terkait kelangkaan LPG bersubsidi serta harga yang melambung tinggi di tingkat pengecer. Kami berkoordinasi dengan agen resmi agar distribusi lebih tertib dan tepat sasaran,” ujarnya.

Tri menambahkan bahwa operasi pasar ini juga bertujuan untuk menekan spekulasi harga yang sering terjadi akibat ulah oknum tertentu. "Kami terus memantau distribusi LPG 3 kg dan memastikan stok aman. Harapannya, dengan adanya operasi pasar ini, masyarakat bisa mendapatkan LPG dengan harga sesuai aturan," katanya.

Sementara itu, Owner PT Desy Bersaudara, Tumpal Danius, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menyalurkan LPG subsidi kepada masyarakat yang berhak. “OP ini jadi salah satu strategi untuk memastikan bahwa gas subsidi ini benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan, cukup membawa KTP untuk memastikan domisili, satu warga dijatah satu tabung,” jelasnya.

Disisi lain, kesulitan mendapatkan LPG subsidi memang dirasakan oleh banyak warga, termasuk Yanti, seorang ibu rumah tangga yang mengaku kerap kesulitan mencari gas di warung sekitar rumahnya. “Kadang harus keliling dari satu tempat ke tempat lain, tapi gasnya kosong. Kalau pun ada, harganya bisa lebih mahal dari biasanya,” keluhnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Agus, seorang pedagang gorengan yang mengandalkan LPG 3 kg untuk usahanya. “Kalau gas langka, saya terpaksa beli dengan harga lebih tinggi. Padahal, marginnya sudah tipis, jadi sangat terasa bebannya,”pungkasnya. (edi/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan