Israel Perluas Serangan di Jalur Gaza Jelang Idulfitri 2024

Militer Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.//Foto: REUTERS.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Menjelang perayaan Idulfitri 2024, ketegangan di Jalur Gaza semakin meningkat. Militer Israel mengumumkan pada Sabtu 29 Maret 2025, bahwa mereka telah memperluas operasi darat di bagian selatan wilayah tersebut. Langkah ini dilakukan dengan dalih memperlebar apa yang disebut sebagai "zona keamanan defensif" di Kota Rafah, yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh militer Israel, pasukan mereka telah memasuki kawasan Jeneina di Rafah dan melancarkan serangan terhadap puluhan target di wilayah itu sepanjang akhir pekan. Serangan ini diklaim sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan bagi pasukan mereka di lapangan.
Eskalasi Serangan di Gaza
Israel sebelumnya telah mengumumkan operasi darat terbatas pada 19 Maret, bertujuan untuk memperluas zona penyangga antara bagian utara dan selatan Gaza. Sehari sebelumnya, pada 18 Maret, serangan udara besar-besaran menghantam berbagai titik strategis di Gaza, mengakibatkan lebih dari 920 korban jiwa dan melukai lebih dari 2.000 orang lainnya. Serangan tersebut juga menandai berakhirnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah berlaku sejak Januari 2025.
Sejak eskalasi konflik yang dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 50.200 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 114.000 orang mengalami luka-luka akibat serangan berkelanjutan yang dilakukan oleh militer Israel.
Tekanan Internasional terhadap Israel
Bahkan, kini tindakan Israel yang dilakukan di Gaza telah menarik perhatian dunia internasional. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Keduanya didakwa atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam operasi militer di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida yang diajukan terkait agresinya di Palestina. Gugatan ini semakin menambah tekanan terhadap pemerintahan Israel di tengah kecaman dari berbagai negara dan organisasi hak asasi manusia.
Situasi Kemanusiaan yang Memburuk
Dengan meningkatnya intensitas serangan, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Ribuan warga sipil terpaksa mengungsi, sementara akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan medis semakin terbatas. Organisasi kemanusiaan internasional terus menyerukan gencatan senjata serta akses bantuan kemanusiaan yang lebih luas bagi warga yang terdampak.
Hingga saat ini, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi di Gaza, sementara upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan masih terus dilakukan. Namun, dengan serangan yang terus berlanjut, harapan untuk mencapai solusi damai dalam waktu dekat masih tampak sulit terealisasi.(*)