Trump Tetapkan Tarif Baru, China Tanggapi dengan Ancaman Pembalasan

Presiden China Xi Jinping-Instagram/xijinpingofficialcn-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan baru yang menetapkan tarif tinggi terhadap hampir semua mitra dagang AS. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah kebijakan tarif yang ditujukan kepada China, yang menurut Trump, telah mengeluarkan tarif yang sangat tinggi terhadap produk ekspor AS. Dalam pidatonya, Trump menunjukkan bagan yang memuat daftar negara dan wilayah yang dianggapnya memberlakukan tarif tinggi terhadap barang-barang AS, dengan China berada di posisi teratas, dengan tarif mencapai 67%.
Trump juga menambahkan bahwa kebijakan ini mencakup lebih dari sekadar tarif, melainkan juga manipulasi mata uang dan berbagai hambatan perdagangan lainnya yang dilakukan oleh China. Sebagai respons, AS memutuskan untuk mengenakan tarif timbal balik, tetapi dengan persentase yang lebih rendah, yaitu 34%. Trump menyatakan bahwa kebijakan ini adalah langkah untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara, dan menekankan bahwa tarif yang dikenakan AS lebih rendah dibandingkan tarif yang diterapkan China.
Namun, keputusan tersebut langsung mendapat respons keras dari Kementerian Perdagangan China. Mereka mengecam langkah Trump sebagai "tindakan intimidasi sepihak yang khas" dan menyatakan bahwa China tidak akan tinggal diam. Pemerintah China menegaskan akan mengambil langkah pembalasan yang tegas untuk melindungi hak dan kepentingan negara mereka. Meskipun belum ada rincian pasti tentang langkah balasan tersebut, respons China ini menambah ketegangan yang sudah lama terjadi antara kedua negara.
Tidak hanya China, kebijakan tarif Trump juga mencakup lima negara Asia lainnya yang masuk dalam daftar sepuluh negara dengan tarif tertinggi. Langkah ini memperlihatkan bahwa kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Trump semakin agresif, terutama terhadap negara-negara Asia yang memiliki hubungan perdagangan signifikan dengan AS.
Keputusan Trump untuk mengenakan tarif baru ini memicu pertanyaan apakah ini merupakan "serangan langsung" terhadap China. Mengingat bahwa negara ini mendominasi daftar negara dengan tarif tertinggi, banyak yang melihat kebijakan ini sebagai bagian dari upaya AS untuk menekan China dalam persaingan ekonomi global. Ketegangan antara kedua negara ini telah berlangsung lama, dengan berbagai perundingan perdagangan yang gagal menghasilkan kesepakatan yang memadai.
Situasi ini juga menggambarkan ketegangan yang lebih besar dalam hubungan perdagangan internasional, yang tidak hanya melibatkan masalah tarif, tetapi juga masalah terkait hak kekayaan intelektual, teknologi, dan kebijakan mata uang. Amerika Serikat dan China telah saling tuduh mengenai praktik perdagangan yang tidak adil, dan kebijakan tarif ini bisa semakin memperburuk hubungan mereka.
Namun, di sisi lain, kebijakan tarif yang lebih tinggi ini juga bisa berdampak pada ekonomi global, dengan kemungkinan meningkatnya harga barang-barang yang diperdagangkan antara negara-negara besar. Para analis memperingatkan bahwa langkah-langkah tersebut dapat memperburuk ketegangan perdagangan dan memperlambat pemulihan ekonomi global, yang masih berjuang akibat dampak dari pandemi COVID-19.