Diam-Diam Harta Orang RI Ini Naik Rp 40,57 T dari Bisnis Data Center

Pekerja melakukan pengecekan jaringan di Kampus Pusat Data H2. -Foto-net.--

Radarlambar.bacakoran.co – Kekayaan Han Arming Hanafia mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, menyalip sejumlah nama besar seperti Djoko Susanto, Sukanto Tanoto, hingga keluarga Riady. 

Berdasarkan data Forbes The World's Real Time Billionaire, kekayaan Han Arming kini mencapai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 57,96 triliun dengan kurs Rp 16.560 per dolar AS.

Dibandingkan tahun sebelumnya, hartanya mengalami kenaikan drastis. Pada 2024, kekayaannya tercatat sebesar Rp 17,38 triliun. Dengan demikian, selama tahun berjalan, jumlah tersebut bertambah Rp 40,57 triliun. Lonjakan ini sebagian besar berasal dari sahamnya di perusahaan pusat data, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), yang melesat tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Han Arming merupakan salah satu pendiri DCI Indonesia bersama Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman. Ia memiliki 14,11% saham di perusahaan tersebut. Sebelumnya, Han juga tercatat sebagai pemegang saham di PT Indointernet Tbk (EDGE), tetapi pada akhir 2023, ia menjual seluruh kepemilikannya di perusahaan tersebut.

Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, saham DCII mengalami kenaikan signifikan, melonjak hingga 295,18% sepanjang tahun berjalan dan mencapai harga Rp 167.950 per lembar saham. Bahkan, pada pertengahan Maret 2025, saham perusahaan ini sempat menyentuh level tertinggi di Rp 226.150. Jika dibandingkan dengan awal tahun, kenaikan ini lebih dari 400%, menjadikan DCII sebagai salah satu saham termahal di Bursa Efek Indonesia.

Lonjakan harga saham DCII dipicu oleh kabar rencana pemecahan nilai saham atau stock split. Sekretaris Perusahaan DCII, Gregorius Nicholas Suharsono, menyatakan bahwa persiapan untuk langkah tersebut sedang dilakukan, dan perusahaan telah mengajukan permohonan persetujuan kepada Bursa Efek Indonesia. 

Ia juga menegaskan bahwa para pemegang saham utama, termasuk pengendali perusahaan, tidak berencana untuk mengurangi kepemilikannya.

Berdasarkan laporan perusahaan per 28 Februari 2025, ada empat pemegang saham terbesar di DCII, yaitu Otto Toto Sugiri dengan 29,9%, Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11%, dan Anthoni Salim 11,12%. Ketiganya tercatat sebagai pemilik manfaat utama atau ultimate beneficiary owner dari perusahaan ini.

Keberhasilan DCI Indonesia dalam menguasai pasar data center di Indonesia menjadi faktor utama yang mendorong lonjakan harga saham dan pertumbuhan kekayaan para pemiliknya. 

Seiring meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital di tengah perkembangan teknologi dan ekonomi digital, industri data center diprediksi akan terus berkembang, menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu pemain utama di sektor tersebut.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan