6 Larangan Pengantin Menurut Primbon Jawa yang Wajib Diketahui

Pernikahan adat jawa. Foto Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co -Primbon Jawa masih menjadi salah satu pedoman hidup yang dijaga oleh banyak masyarakat Jawa, khususnya dalam pernikahan. Pernikahan yang dianggap sakral dalam budaya Jawa memang memiliki berbagai aturan dan tradisi yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh calon pengantin agar pernikahan berjalan lancar dan penuh berkah. Berikut adalah 6 larangan pengantin menurut Primbon Jawa yang perlu Anda ketahui:

1. Menikah di Bulan Suro dan Muharram
Menurut Primbon Jawa, dua bulan ini, yaitu bulan Suro dan Muharram, dianggap sebagai waktu yang keramat. Masyarakat Jawa meyakini bahwa menikah pada bulan-bulan ini dapat membawa musibah bagi pasangan yang melanggarnya. Banyak yang percaya bahwa mereka yang menikah di bulan tersebut bisa menghadapi cobaan berat, seperti pertengkaran yang berlarut-larut atau masalah finansial yang menghampiri. Oleh karena itu, banyak calon pengantin yang mencari hari baik atau hari yang dianggap lebih proporsional untuk mengadakan pernikahan.

2. Menyetir Sendiri
Larangan selanjutnya adalah menyetir kendaraan sendiri setelah lamaran atau menjelang pernikahan. Tradisi ini muncul karena banyak kasus kecelakaan yang terjadi pada calon pengantin yang menyetir sendiri, baik itu menggunakan motor atau mobil. Menurut Primbon, menyetir sendiri dianggap membawa risiko yang tidak baik bagi keselamatan pengantin, oleh karena itu biasanya pengantin akan dibantu dengan seorang sopir.

3. Berlayar di Perairan
Perjalanan laut juga dianggap sebagai salah satu larangan yang harus dihindari oleh calon pengantin. Primbon Jawa meyakini bahwa berlayar atau melakukan perjalanan di perairan dapat membawa bencana dan bahaya bagi calon pengantin. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan akan adanya unsur gaib atau energi negatif yang ada di perairan yang bisa mengganggu keselamatan pengantin menjelang pernikahan. Oleh karena itu, sebaiknya calon pengantin menghindari perjalanan jauh ke laut atau tempat yang berhubungan dengan air, kecuali jika benar-benar mendesak.

4. Membunuh Hewan
Meskipun terlihat sepele, membunuh hewan apapun, baik itu hewan pengganggu seperti tikus atau serangga, tidak diperbolehkan dalam Primbon Jawa menjelang pernikahan. Bahkan, jika ini dilakukan secara tidak sengaja, dampak buruk bisa terjadi pada pengantin. Oleh karena itu, calon pengantin diingatkan untuk menjaga keseimbangan alam dan tidak menyiksa atau membunuh hewan selama 15 hari menjelang pernikahan. Hal ini dipercaya bisa menjaga keselamatan serta membawa keberkahan bagi pengantin.

5. Tidak Boleh Bertemu Pasangan (Pingitan)
Tradisi ini dikenal dengan istilah pingitan, yaitu larangan bagi calon pengantin untuk bertemu sebelum hari pernikahan. Praktik ini dilakukan untuk menjaga kemegahan dan pesona calon pengantin, serta membantu menghindari rasa jenuh. Selain itu, banyak yang percaya bahwa dengan tidak bertemu, hubungan antara pengantin tetap terjaga hangat dan bisa meningkatkan rasa rindu satu sama lain, menjadikan pernikahan semakin sakral dan berkesan.

6. Mendaki Gunung
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, gunung dianggap sebagai tempat yang memiliki energi gaib. Hal ini berkaitan dengan adanya keyakinan bahwa gunung dihuni oleh makhluk halus atau kekuatan supranatural. Karena itu, calon pengantin disarankan untuk tidak mendaki gunung menjelang pernikahan. Kepercayaan ini muncul dari kekhawatiran bahwa pengantin bisa terpengaruh oleh energi negatif atau gangguan dari makhluk gaib yang ada di gunung, yang bisa berdampak buruk pada prosesi pernikahan mereka.


Tradisi dan larangan dalam pernikahan menurut Primbon Jawa memang memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Jawa. Meskipun sebagian besar merupakan kepercayaan turun-temurun, larangan-larangan tersebut masih dijaga dan diteruskan hingga sekarang. Meskipun beberapa dari larangan tersebut mungkin terasa kuno, banyak orang yang tetap mengikutinya untuk mendapatkan berkah dan kelancaran dalam pernikahan mereka.

Dengan mengikuti larangan-larangan ini, banyak pasangan percaya bahwa pernikahan mereka akan diberkati dengan kebahagiaan dan keberuntungan yang panjang. (*)
 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan