Indonesia Bersama ASEAN Siap Negosiasi dengan AS Terkait Kenaikan Tarif Impor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers terkait tarif impor AS di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin 7 April 2025.//Foto:dok/net.--

Radarlambar.Bacakoran.co – Pemerintah Indonesia bersama negara-negara anggota ASEAN akan segera menggelar negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Donald Trump. Langkah ini diambil sebagai respons atas keputusan Washington yang menetapkan tarif timbal balik terhadap lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa ASEAN akan menempuh jalur diplomasi sebagai respons kolektif, bukan tindakan balasan seperti yang dilakukan oleh Tiongkok, Uni Eropa, dan Kanada.

"Negara-negara ASEAN memilih untuk tidak melakukan retaliasi. Kami akan mengedepankan pendekatan negosiasi," ujar Airlangga dalam konferensi pers usai bertemu dengan lebih dari 100 asosiasi pengusaha nasional yang terdampak kebijakan baru tersebut, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin 7 April 2025.

Menurut Airlangga, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar proses diplomasi segera dimulai. Komunikasi intensif juga telah dilakukan dengan sejumlah pemimpin ASEAN, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

“Sejak pengumuman tarif ini oleh Presiden Trump, kami langsung berkoordinasi dengan Bapak Presiden. Bahkan sehari sebelumnya saya sudah bertemu dengan PM Malaysia, dan komunikasi dengan negara-negara lain terus berjalan,” tambahnya.

Indonesia juga telah menjalin komunikasi awal dengan Singapura, Kamboja, dan Thailand guna menyelaraskan sikap regional. Pertemuan lanjutan antara para pemimpin dan menteri perdagangan ASEAN dijadwalkan berlangsung pada 10 April mendatang untuk merumuskan langkah bersama dalam menghadapi tarif impor baru tersebut.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah menghubungi Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) guna menyampaikan niat untuk membuka jalur negosiasi. Saat ini, USTR disebut tengah menunggu proposal resmi dari Indonesia.

“Negara-negara seperti Vietnam bahkan telah menurunkan tarif mereka menjadi nol persen. Malaysia, Kamboja, dan Thailand juga memilih jalur negosiasi. ASEAN akan bergerak dalam satu koordinasi, termasuk menyamakan mekanisme melalui Trade and Investment Framework Agreement (TIFA),” jelas Airlangga.

Sebagai informasi, kebijakan tarif baru diumumkan Presiden Donald Trump pada 2 April 2025 waktu AS, yang kemudian berlaku sejak 3 April waktu Indonesia. Dalam kebijakan tersebut, Indonesia dikenakan tarif timbal balik sebesar 32 persen atas sejumlah produk ekspor yang masuk ke pasar AS.

Langkah negosiasi ini menjadi upaya strategis Indonesia dan ASEAN untuk menjaga stabilitas perdagangan regional dan mencegah dampak ekonomi yang lebih luas akibat kebijakan proteksionisme AS.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan