Protes Besar-Besaran di AS dan Eropa Terkait Kebijakan Ekstrem Donald Trump

Demo di Amerika soal kebijakan Trump.//Foto: REUTERS/Eduardo Munoz.--
Radarlambar.Bacakoran.co – Gelombang demonstrasi meluas di berbagai penjuru Amerika Serikat dan sejumlah kota besar di Eropa menyusul kebijakan kontroversial yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kebijakan terbaru yang dinilai ekstrem, mulai dari tarif perdagangan hingga deportasi massal, memicu ketegangan sosial dan kecaman luas dari publik maupun komunitas internasional.
Dikutip dari berbagai sumber pada Senin 7 April 2025, kebijakan tarif impor yang diterapkan Trump telah memengaruhi kestabilan perdagangan global. Negara-negara mitra dagang menyuarakan kekhawatiran atas potensi terganggunya sistem ekonomi internasional akibat langkah sepihak tersebut.
Selain itu, kebijakan imigrasi yang menargetkan deportasi massal juga menuai kritik tajam. Banyak pihak menilai kebijakan ini memperburuk sentimen rasial dan memperdalam perpecahan sosial di dalam negeri.
Pada Sabtu 5 April 2025, puluhan ribu demonstran turun ke jalan di berbagai kota besar AS seperti Washington, New York, Los Angeles, Houston, Florida, dan Colorado. Unjuk rasa yang disebut sebagai salah satu aksi protes terbesar sejak Trump kembali menjabat ini menyuarakan penolakan terhadap kebijakan yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.
Shaina Kesner, seorang seniman asal New York, mengungkapkan kemarahannya. “Saya sangat marah sepanjang waktu. Negara ini sekarang dikendalikan oleh kelompok elit yang tidak mewakili suara rakyat,” ujarnya di tengah kerumunan demonstran di Manhattan.
Di ibu kota AS, ribuan orang berkumpul di National Mall untuk menghadiri aksi damai yang diisi pidato dari berbagai tokoh masyarakat. Diane Kolifrath (64), seorang pemandu wisata dari New Hampshire, datang bersama rombongan pengunjuk rasa untuk menyuarakan keprihatinannya. “Kami kehilangan sekutu di seluruh dunia dan pemerintah kita sedang dihancurkan dari dalam,” katanya.
Tak hanya di AS, aksi solidaritas juga bermunculan di sejumlah negara Eropa. Di London, Inggris, ratusan demonstran ikut serta dalam aksi protes. Liz Chamberlin, warga dengan kewarganegaraan ganda AS-Inggris, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak global dari kebijakan ekonomi Trump. “Ini bukan hanya persoalan Amerika. Kebijakan ini bisa menyeret kita semua ke dalam resesi global,” ujarnya kepada AFP.