Penderita DBD di Sukau Bertambah, Masyarakat Diminta Maksimalkan PSN

2201--

SUKAU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat kini menjadi kejadian luar biasa (KLB), tercatat selama tahun 2023, ada 30 warga yang dinyatakan positif DBD.

Belum selesai di angka itu saja, pada awal tahun 2024 ini, lagi-lagi pihak UPT Puskesmas Buaynyerupa mencatat tujuh kasus, lima diantaranya positif DBD, dua diantaranya berstatus susfect DBD.

Kondisi ini tentunya harus menjadi perhatian bersama, karena puskesmas tidak dapat bekerja sendiri tanpa ada dukungan dan kerjasama dari masyarakat untuk memberantas penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Seperti yang diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Buaynyerupa, Metty Sylviani usai menggelar rapat loka karya mini lintas sektoral di aula puskesmas setempat, Kamis 18 Januari 2024.

Metty menyatakan hingga kini DBD di wilayah Kecamatan Sukau masih menjadi perhatian serius. Sehingga masyarakat diminta agar dapat meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan lingkungan serta turut mendukung upaya pemberantasan jentik dan sarang nyamuk di masing-masing lingkungan tempat tinggal.

“Meningkatnya penyakit DBD di Kecamatan Sukau, menjadikan wilayah ini sebagai KLB. Di tahun 2023 ada 30 warga yang terserang DBD, empat diantaranya petugas kesehatan. Kemudian diawal tahun 2024 ini sudah ada tujuh kasus, 5 diantaranya positif DBD dan 2 berstatus susfect atau diduga DBD. Artinya penyakit DBD ini bisa menyerang siapa saja, jadi kami harap semua bisa bekerjasama membantu pencegahan dan penanggulangannya,” ungkap Metty.

Metty menerangkan, tingginya jumlah penderita DBD di Kecamatan Sukau, di dominasi dari empat pekon yaitu Pekon Hanakau, Tanjungraya, Buaynyerupa dan Pagardewa. Masing-masing memiliki karakteristik, seperti di Hanakau dan Tanjungraya selain mobilitas masyarakat yang tinggi juga karena wilayah itu merupakan sentra pertanian dan sayuran yang banyak lahan lembab memang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 

“Kemudian di Pekon Buaynyerupa dan Pagardewa, wilayah ini merupakan sentra pasar yang juga di beberapa tempat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” papar dia.

Sehingga sebagai langkah antisipasi, masyarakat di imbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah dan sekitarnya sekaligus menerapkan 3 M. 

“Selain PSN, kami juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam melakukan gerakan 3M, yakni menutup, menguras tempat penampungan air dan mengubur tempat penampungan air yang sudah tidak terpakai,” ajaknya.

Pihaknya memandang perlu adanya upaya untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya melakukan PSN dan 3M, karena upaya ini efektif untuk pencegahan DBD. Disamping upaya lain yang telah dilakukan melalui kader Jumantik yang telah dibentuk disetiap pekon.

“Program Jumantik telah dicanangkan guna mengantisipasi penyebaran virus DBD di setiap lingkungan masyarakat. Kader Jumantik yang datang secara door to door ke rumah warga guna memberikan penyuluhan dan panduan kepada masyarakat tentang gerakan 3M,” imbuhnya.

Ia menambahkan pentingnya kewaspadaan karena penyakit DBD ini berbahaya dan menimbulkan korban jiwa, apalagi sampai salah dalam penanganan. Jadi semua harus waspada dan apalagi di musim penghujan saat ini. (*).

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan