Populasi Jepang Kian Menyusut, 898 Ribu Warga Hilang dalam Setahun

Rendahnya angka kelahiran picu krisis tenaga kerja dan lesunya pasar di Jepang-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Tren penurunan jumlah penduduk di Jepang terus berlanjut dan semakin mengkhawatirkan. 

Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri, pada Oktober 2024 jumlah populasi Jepang tercatat hanya sekitar 120,3 juta jiwa. 

Angka tersebut menurun sebanyak 898 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya penurunan tahunan terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi penyusutan populasi ini adalah rendahnya tingkat kelahiran. Jepang kini termasuk dalam deretan negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. 

Kondisi ini memberikan dampak langsung terhadap berkurangnya tenaga kerja, lesunya aktivitas pasar konsumen, serta makin sulitnya perusahaan dalam merekrut karyawan.

Beragam kebijakan telah dijalankan pemerintah Jepang untuk menghadapi krisis demografi yang tengah berlangsung, namun hasilnya masih belum memuaskan. 

Dalam upaya terbarunya, pemerintah mengungkapkan rencana memberikan bantuan finansial bagi pasangan muda yang ingin memiliki anak namun menghadapi kendala ekonomi.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (13/4) dan dilansir oleh Channel News Asia (CNA), Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menyampaikan bahwa pemerintah memahami banyak pasangan muda yang ingin memiliki anak, namun merasa ragu karena kondisi keuangan yang belum stabil.

Hayashi juga menyoroti bahwa perubahan gaya hidup, ketidakpastian dalam dunia kerja, serta pergeseran nilai-nilai sosial turut menjadi alasan utama mengapa generasi muda menunda pernikahan dan memiliki anak. 

Ia menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut menciptakan tantangan tersendiri dalam membentuk keluarga di era modern ini.

Selain memberikan insentif ekonomi, pemerintah Jepang juga berupaya meningkatkan pendapatan generasi muda. 

Berbagai fasilitas pendukung untuk membantu proses pengasuhan anak pun mulai dirancang, demi memberikan kenyamanan dan jaminan masa depan yang lebih baik bagi para orang tua baru.

Hayashi menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menciptakan lingkungan yang mendukung setiap individu yang ingin menjadi orang tua, agar mereka dapat mewujudkan keinginan tersebut tanpa merasa khawatir akan beban ekonomi maupun sosial.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan