China Larang Istilah 'Smart Driving' dan 'Autonomous Driving' dalam Iklan Mobil

Pemerintah China melarang penggunaan kata 'autonomous driving' dan 'smart driving' untuk iklan produsen mobil. Foto/Getty Images/AFP)--

Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintah Tiongkok mengambil langkah tegas dalam mengatur promosi teknologi kendaraan, dengan melarang penggunaan istilah seperti smart driving dan autonomous driving dalam materi iklan produsen mobil. Kebijakan ini diumumkan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dalam pertemuan bersama hampir 60 perwakilan industri otomotif pada Rabu, 16 April 2025.

Langkah ini muncul setelah meningkatnya kekhawatiran publik terkait keselamatan kendaraan cerdas, terutama pasca insiden kecelakaan fatal yang melibatkan sedan listrik Xiaomi SU7 pada Maret lalu. Kecelakaan tersebut terjadi ketika pengemudi mengambil alih kemudi dari sistem bantuan mengemudi canggih (ADAS) dalam kecepatan tinggi, beberapa detik sebelum kendaraan menabrak tiang hingga terbakar.

Dalam pernyataan resmi, kementerian menegaskan bahwa mereka memberikan penjelasan lanjutan terkait peraturan baru yang sudah dirilis sejak Februari lalu. Aturan ini mencakup ketentuan mengenai pembaruan perangkat lunak secara jarak jauh (over-the-air) untuk fitur kecerdasan buatan dan konektivitas kendaraan.

Berdasarkan kebijakan baru tersebut, produsen kendaraan tidak diperkenankan lagi melakukan peningkatan sistem ADAS melalui pembaruan perangkat lunak kepada mobil yang sudah berada di tangan konsumen tanpa izin dari otoritas. Sebelum diterapkan, pembaruan wajib melalui uji kelayakan menyeluruh dan disertai persetujuan dari lembaga terkait.

Sejumlah nama besar hadir dalam pertemuan tersebut termasuk Huawei, yang diketahui menjadi penyedia sistem ADAS untuk berbagai merek seperti dkiantaranya Audi. Kehadiran mereka menegaskan jika aturan baru ini menyasar pelaku utama industri kendaraan cerdas yang tengah berlomba menghadirkan teknologi mutakhir.

Tren adopsi fitur bantuan mengemudi semakin meluas, terlebih sejak BYD meluncurkan lebih dari 20 model kendaraan murah berfitur *smart driving* pada Februari lalu. Produsen lain seperti Leapmotor dan Toyota turut mengikuti strategi serupa, memperkenalkan kendaraan terjangkau yang dilengkapi fitur serupa guna menarik pasar.

Namun, regulator Tiongkok kini memperketat pengawasan. Selain pembatasan iklan serta pembaruan terhadap perangkat lunak pemerintah juga memberlakukan pengaturan baru terhadap standar baterai kendaraan listrik, untuk meminimalkan risiko kebakaran maupun insiden teknis lainnya.

Meskipun kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan beban biaya dan memperlambat inovasi, para analis menilai langkah tersebut bisa mempercepat konsolidasi di tengah kompetisi industri otomotif yang semakin padat. Pasalnya, pertumbuhan kendaraan listrik dan hibrida di Tiongkok sudah melampaui ekspektasi, dengan penjualan gabungan yang mencakup lebih dari setengah total penjualan kendaraan pada akhir 2024 lalu.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan