Skandal Chat Signal: Menteri Pertahanan AS Bocorkan Rencana Serangan Udara ke Yaman

Skandal Chat Signal Menteri Pertahanan AS Bocorkan Rencana Serangan Udara ke Yaman. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co Pemerintahan Donald Trump kembali diguncang skandal.  Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth kali ini diduga membocorkan informasi sensitif mengenai operasi militer di Yaman yang dilakukannya  melalui grup chat pribadi di Signal—aplikasi pesan terenkripsi digunakan dalam komunikasi aman.

Dilaporkan oleh The New York Times dan CNN, Hegseth membagikan jadwal penerbangan jet tempur F/A-18 Hornet yang menargetkan kelompok Houthi di Yaman. Informasi ini disebarkan bukan di saluran resmi, melainkan di grup yang juga beranggotakan istrinya, saudara kandungnya, serta pengacaranya.

Jurnalis Masuk Grup, Skandal Terungkap
Sebelumnya kebocoran dimaksud tercium saat Jeffrey Goldberg pemimpin redaksi The Atlantic, secara tak sengaja diundang ke grup chat yang digunakan agar membahas rencana serangan 15 Maret lalu Kejadian ini membuka tabir betapa sembrononya pejabat tinggi untuk menangani informasi rahasia negara.

Dalam grup tersebut, tidak hanya Hegseth, tetapi juga Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz turut aktif berdiskusi. Hal ini memicu kritik keras, bahkan dari kalangan internal pemerintahan Trump sendiri.

Desakan Mundur dan Kritik dari Dalam
Tiga mantan staf Hegseth menandatangani pernyataan mengecam pemecatan mereka dan menuntut pertanggungjawaban atas skandal ini. Mantan juru bicara Pentagon pun ikut mendesak agar Hegseth segera dicopot dari jabatannya.

Yang lebih memprihatinkan, menurut laporan The Times, grup chat kedua yang dipakai Hegseth untuk berbagi informasi itu dibuat olehnya sendiri, dan eksis sebelum ia resmi dikukuhkan sebagai Menteri Pertahanan.

Pembelaan dari Pentagon
Merespons sorotan media juru bicara Pentagon Sean Parnell membela Hegseth serta menuduh The New York Times sebagai "media pembenci Trump". Ia menyatakan bahwa tak ada informasi rahasia dibagikan di chat itu.

Namun, sikap defensif ini tak menghentikan gelombang kritik, apalagi mengingat reputasi Hegseth yang sebelumnya juga dipertanyakan. Saat fit and proper test di Senat sebelum pengangkatan, ia bahkan gagal menyebut satu pun negara anggota ASEAN.

Kepentingan Pribadi vs Keamanan Negara?
Keterlibatan istri Hegseth, seorang mantan produser Fox News, serta dua saudaranya dan pengacara pribadi dalam grup diskusi sensitif ini memunculkan pertanyaan besar tentang profesionalisme dan batas antara kepentingan pribadi dan urusan negara.

Di tengah ketegangan geopolitik yang terus meningkat, skandal ini menambah beban bagi pemerintahan Trump, terutama menjelang tahun pemilu. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan