Buaya Bertahan Sejak Zaman Dinosaurus, Ini Rahasianya

Ilustrasi buaya. Ini rahasia di balik mengapa buaya tidak punah sejak zaman dinosaurus. Foto: Caio Fantini--

Radarlambar.bacakoran.co – Sekitar 66 juta tahun lalu, bumi mengalami bencana besar saat asteroid berdiameter lebih dari sembilan kilometer menghantam wilayah yang kini dikenal sebagai Meksiko. Peristiwa ini memicu kepunahan massal yang mengakhiri dominasi dinosaurus, tetapi buaya justru mampu bertahan melewati masa sulit tersebut.

Para peneliti mengungkapkan bahwa buaya memiliki keunggulan adaptasi yang luar biasa. Berasal dari kelompok crocodylomorpha yang muncul sekitar 230 juta tahun lalu, buaya modern berkembang sebagai makhluk semi-akuatik dengan pola makan yang tidak terbatas pada jenis tertentu. Kebiasaan ini memungkinkan mereka bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan yang drastis.

Selain tidak memilih-milih makanan, buaya juga dikenal memiliki metabolisme rendah. Mereka mampu menghemat energi dengan beristirahat dalam waktu lama dan bernapas secara perlahan. Tubuh mereka memungkinkan bertahan hidup tanpa asupan makanan selama berbulan-bulan, sebuah keunggulan besar saat krisis pangan melanda bumi pasca-tumbukan asteroid.

Habitat alami buaya di sungai, danau, serta pantai juga memberi keuntungan tambahan. Ketika tanaman hijau punah akibat minimnya sinar matahari, makhluk-makhluk darat yang mati terbawa ke perairan dan menjadi sumber makanan baru bagi buaya. Kondisi ini berbeda dengan dinosaurus darat yang lebih aktif dan bergantung pada rantai makanan yang runtuh.

Seiring perjalanan waktu, sebagian besar spesies crocodylomorpha yang lebih terspesialisasi, seperti predator darat dan herbivora, tidak mampu bertahan menghadapi perubahan besar di akhir Zaman Kapur. Namun, jenis yang memiliki kemampuan beradaptasi luas, termasuk buaya, berhasil melewati masa krisis dan terus bertahan hingga hari ini.

Studi terbaru tentang evolusi buaya menyoroti betapa pentingnya karakter generalis dalam menentukan kelangsungan hidup spesies. Temuan ini juga menjadi refleksi bagi dunia saat ini, ketika keanekaragaman hayati menghadapi ancaman baru akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Pemahaman tentang pola bertahan hidup di masa lalu menjadi bahan berharga untuk upaya pelestarian keanekaragaman hayati masa depan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan