Israel Dikecam oleh Komunitas Druze Setelah Serangan ke Suriah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/Net--

Radarlambar.bacakoran.co -Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mendapatkan kecaman setelah Israel melancarkan serangan udara ke Suriah yang diklaim untuk melindungi komunitas Druze di wilayah tersebut. Meskipun Netanyahu menyatakan bahwa serangan tersebut bertujuan untuk memberikan "pesan tegas" kepada pemerintah Suriah agar tidak menyakiti komunitas Druze, komunitas Druze sendiri justru menolak intervensi tersebut dan menegaskan loyalitas mereka terhadap Suriah.

Israel melakukan serangan udara pada Rabu, 30 April 2025, yang menargetkan kota Ashrafieh Sahnaya dekat Damaskus, di mana pasukan pemerintah Suriah dan kelompok Druze terlibat bentrokan mematikan. Serangan itu terjadi setelah kerusuhan antara kelompok Druze dan Sunni di Jaramana yang dipicu oleh rekaman audio yang menghina Nabi Muhammad. Bentrokan tersebut menyebabkan setidaknya 17 orang tewas, termasuk 10 petugas keamanan Suriah.

Netanyahu dalam pernyataan publiknya menegaskan bahwa Israel berharap pemerintah Suriah tidak melukai komunitas Druze, yang menurutnya berisiko menjadi korban kekerasan. Kepala Angkatan Bersenjata Israel bahkan memerintahkan militer untuk siap melancarkan serangan lebih lanjut jika komunitas Druze menghadapi ancaman lebih lanjut.

Namun, reaksi dari komunitas Druze sangat berbeda. Pemimpin spiritual Druze di Suriah dengan tegas menolak intervensi Israel dan menegaskan bahwa komunitas Druze tidak ingin dikaitkan dengan Israel dalam hal apapun. Mereka juga menyatakan komitmen mereka untuk tetap setia kepada Suriah sebagai satu kesatuan negara. Dalam pernyataannya, otoritas Druze mengutuk penyebaran rekaman yang memicu ketegangan antar kelompok dan menuduhnya dimanipulasi untuk memecah belah masyarakat Suriah.

Sebagai respons terhadap serangan Israel, otoritas Suriah juga mengecam segala bentuk campur tangan asing dalam urusan domestik mereka. Menteri Luar Negeri Suriah menyatakan penolakan terhadap intervensi luar, tanpa secara eksplisit menyebutkan Israel sebagai pihak yang terlibat dalam serangan tersebut. Mereka menegaskan komitmen Suriah untuk melindungi seluruh komponen masyarakatnya, termasuk komunitas Druze.

Keputusan Israel untuk terlibat dalam urusan internal Suriah, dengan alasan melindungi komunitas Druze, kini telah memicu kontroversi yang lebih besar, dengan komunitas Druze dan pemerintah Suriah menolaknya. Ini menggambarkan ketegangan yang lebih luas antara kebijakan Israel dan dinamika sosial-politik di Suriah, yang semakin kompleks dengan intervensi asing. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan