Tak Lagi Bergantung Bansos, 20 KPM Siap ‘Tinggalkan’ PKH

Pendamping PKH Saipudin Sopari, S.Pd menyosialisasikan AYO GRADUASI MANDIRI kepada KPM PKH di pekon Lombok Selatan kecamatan Lumbok Seminung. Foto Dok--

Radarlambar.bacakoran.co - Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Lumbok Seminung mulai menunjukkan hasil. Tahun ini, sebanyak 20 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan digraduasi atau resmi keluar dari program, karena dinilai telah mampu dan mandiri secara ekonomi.

Graduasi sejahtera mandiri ini bukan sekadar pencoretan nama dari daftar penerima bantuan. Di baliknya, ada semangat baru: mengapresiasi keluarga yang sudah naik kelas dan tidak lagi bergantung pada bantuan negara.

Pendamping sosial PKH di Lumbok Seminung, Saipudin Sopari, S.Pd., menjelaskan bahwa proses graduasi ini menyasar KPM di 11 pekon. “Kami menyasar keluarga-keluarga yang secara indikator sudah mandiri. Artinya, mereka sudah tidak layak lagi menerima bantuan karena kemampuan ekonominya meningkat,”jelasnya, Kamis (15/5/2025).

Menurutnya, sejumlah indikator digunakan untuk menilai kelayakan graduasi, mulai dari kepemilikan rumah yang layak atau mewah, motor dengan nilai di atas Rp30 juta, hingga adanya anggota keluarga yang sudah menjadi ASN, TNI, Polri, atau perangkat desa. Selain itu, penghasilan atau omzet usaha di atas UMP juga menjadi pertimbangan.

“Kita bukan sembarang keluarkan orang dari bantuan. Tapi ini bentuk penghargaan bahwa mereka sudah sejahtera. Dan sejahtera itu keren,”kata Saipudin.

Sosialisasi terkait program ini sudah berjalan sejak awal tahun. Di antaranya dilakukan melalui pertemuan terbatas dengan Pj. Peratin, LHP, dan pendamping desa. Salah satu pekon yang sudah melaksanakan pertemuan adalah Pekon Lombok, di mana seluruh struktur desa dilibatkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Saipudin menambahkan, pendekatan dilakukan bukan hanya ke pemerintah pekon, tapi juga ke ketua kelompok KPM agar informasi bisa sampai langsung ke warga. “Kita ajak warga untuk jujur menilai dirinya. Kalau memang sudah tidak layak, ayo graduasi. Ini bukan hal memalukan, justru membanggakan,”ujarnya.

Mereka yang lulus dari PKH bukan ditinggalkan, tetapi diarahkan untuk terus berkembang. Pemerintah tetap membuka akses pendampingan, termasuk jika mereka ingin mengembangkan usaha atau akses program lain yang sesuai.

“Dari dulu tujuan PKH memang bukan untuk selamanya. Tapi untuk sementara, sampai warga bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jadi kalau sekarang ada yang keluar karena sejahtera, itu artinya program ini berhasil,”imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa graduasi sejahtera mandiri di Lumbok Seminung menjadi bukti bahwa bantuan sosial tidak harus menjadi ketergantungan, tapi bisa jadi batu loncatan menuju kemandirian. Pemerintah berharap, langkah ini bisa menginspirasi KPM lainnya untuk terus bergerak maju. (edi/lusiana)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan