Berlian di Langit Jauh: Ketika Alam Semesta Menyimpan Permata Raksasa

Ilustrasi berlian. Foto: REUTERS--
Radarlambar.bacakoran.co- Bagi manusia, berlian adalah simbol kemewahan. Namun di jagat raya yang luas, permata ini barangkali hanya serpihan kecil dari fenomena yang jauh lebih besar. Para peneliti seperti Mona Delitsky dan Kevin Baines meyakini bahwa berlian bukan hanya produk eksklusif dari perut Bumi, melainkan juga tersebar di planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Penelitian yang mereka presentasikan dalam konferensi astronomi di Denver, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa kondisi suhu dan tekanan ekstrem di atmosfer dalam planet-planet tersebut memungkinkan karbon berubah menjadi berlian. Metana yang terkandung dalam atmosfer, ketika terkena sambaran petir, akan memecah menjadi unsur karbon. Karbon tersebut lalu meluncur ke bagian bawah atmosfer, mengalami tekanan luar biasa, dan berubah menjadi grafit, lalu berlian.
Simulasi laboratorium membuktikan bahwa suhu di bagian dalam planet-planet tersebut dapat mencapai lebih dari 3.000 derajat Kelvin. Namun inti Uranus dan Neptunus, yang relatif lebih dingin—sekitar 6.000 derajat Kelvin—diduga dapat mempertahankan struktur berlian tetap padat.
Peneliti belum pernah secara langsung melihat, apalagi mengambil berlian dari planet-planet itu. Semua temuan ini bersandar pada teori ilmiah dan model simulasi. Namun, bukan tidak mungkin, berlian sebesar genggaman tangan berjatuhan seperti hujan di atmosfer Neptunus atau Saturnus.
Jika benar, maka semesta telah menunjukkan bahwa kemewahan bisa jadi hal biasa di luar Bumi. Namun di tengah gemerlap kemungkinan itu, yang terpenting adalah kemampuan manusia memahami alam dengan rendah hati dan ilmiah, bukan sekadar memburunya untuk kemegahan.(*)