Indonesia Siap Jadi Produsen Katoda Tembaga Terbesar Kelima Dunia

Perkembangan terbaru penanganan kebakaran di Smelter PT Freeport Indonesia. Foto PT Freeport Indonesia--

Radarlambar.bacakoran.co- Indonesia diperkirakan akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar kelima di dunia pada akhir 2025, dengan kapasitas produksi mencapai 1,1 juta ton per tahun.

Peningkatan ini didorong oleh beroperasinya dua fasilitas pemurnian (smelter) tembaga baru milik PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara, anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Kedua smelter ini melengkapi smelter pertama milik Freeport yang telah lebih dulu beroperasi di Gresik, Jawa Timur.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyebut bahwa kapasitas ini akan menempatkan Indonesia di atas Rusia yang saat ini memproduksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga per tahun. Namun, Tony mengakui bahwa kapasitas industri domestik masih terbatas. Dari total produksi nasional, hanya sekitar 300.000 ton yang dapat diserap industri dalam negeri, seperti kabel dan copper foil. Sisanya, sekitar 800.000 ton, akan diekspor.

Smelter kedua Freeport yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik mulai kembali beroperasi pada Mei 2025, setelah sempat dihentikan akibat kebakaran pada Oktober 2024. Insiden tersebut merusak sistem pembersih gas dan menyebabkan perusahaan menghentikan operasional untuk perbaikan menyeluruh.

Operasional smelter dijadwalkan meningkat secara bertahap: 40% pada Juli, naik menjadi 50% di Agustus, dan terus meningkat hingga mencapai kapasitas penuh 100% pada Desember 2025. Saat beroperasi penuh, smelter ini diperkirakan akan menghasilkan hingga 40.000 ton katoda tembaga per bulan.

Pembangunan smelter kedua Freeport dimulai sejak 2019 dengan nilai investasi mencapai Rp58 triliun atau sekitar US\$3,67 miliar. Fasilitas ini dirancang sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga dan produksi katoda tembaga sebanyak 600.000 hingga 700.000 ton per tahun.

Dengan dukungan smelter pertama yang dioperasikan oleh PT Smelting Gresik, dua smelter Freeport Indonesia ditargetkan mampu memurnikan hingga 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Dari proses ini, dihasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, serta 50 ton emas dan 200 ton perak.

Langkah ini menandai lompatan besar dalam hilirisasi mineral Indonesia dan memperkuat posisi strategis negara dalam rantai pasok tembaga global. Namun demikian, peningkatan kapasitas juga menyoroti tantangan domestik dalam meningkatkan permintaan industri nasional agar tidak terlalu bergantung pada ekspor.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan