17 Gapoktan akan Terima Bantuan Pembuatan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair.--Foto Dok---

BALIKBUKIT - Sebanyak 17 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Lampung Barat akan menerima bantuan pembuatan pupuk organik cair dari Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Bantuan ini menjadi bagian dari program strategis pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan, memperkuat prasarana pertanian ramah lingkungan, dan sekaligus mendukung upaya pengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan.

Kabid Tanaman Pangan Onni Violetta mendampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Ir. Nata Djudin Amran, mengungkapkan penerima bantuan tersebut tersebar di tujuh kecamatan yaitu Bandarnegeri Suoh, Suoh, Kebun Tebu, Sukau, Pagardewa, Gedungsurian, dan Sumberjaya.

"Total ada 17 Gapoktan dari 15 pekon yang akan menerima bantuan ini. Mereka akan difasilitasi untuk memproduksi pupuk organik cair secara mandiri dengan pendampingan dari tim teknis provinsi," ungkap Onni.

Dijelaskannya, adapun Gapoktan penerima bantuan yaitu Kecamatan Bandarnegeri Suoh 4 Gapoktan (Pekon Suoh, Bandaragung, Srimulyo), Kecamatan Suoh 5 Gapoktan (Pekon Roworejo, Suka Marga, Sumber Agung, Banding Agung, Tugu Ratu), serta Kecamatan Kebun Tebu 2 Gapoktan (Pekon Muarajaya I). Lalu, Kecamatan Sukau 1 Gapoktan (Pekon Bumijaya), Kecamatan Pagardewa 1 Gapoktan (Pekon Pagardewa), Kecamatan Gedungsurian 1 Gapoktan (Pekon Puramekar), Kecamatan Sumberjaya 3 Gapoktan (Pekon Tugusari, Sukajaya, Waypetai)

Lanjut dia, pelatihan teknis pembuatan pupuk organik cair sendiri telah dimulai di dua kecamatan yakni Kecamatan Bandarnegeri Suoh dan Kecamatan Suoh pada Rabu, 11 Juni 2025.

Pemberian bantuan ini bukan sekadar bentuk dukungan material, tetapi juga langkah strategis jangka panjang untuk mendidik petani agar beralih ke pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Pupuk organik cair terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak ekosistem. Ini adalah solusi untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang mahal dan berdampak buruk terhadap lingkungan,” jelas Onni.

Dengan pupuk organik, petani juga bisa meningkatkan produktivitas secara alami serta menjaga kesehatan lahan untuk jangka panjang. Tidak hanya hemat biaya produksi, tetapi juga mendukung pertanian yang lestari.

Program ini diharapkan mendorong petani lokal untuk lebih mandiri dalam mengelola kebutuhan produksinya, termasuk pembuatan pupuk sendiri. 

"Harapan kami, bantuan ini tak hanya habis di kegiatan seremonial, tapi betul-betul dimanfaatkan oleh petani. Kalau kelompok tani bisa memproduksi pupuk sendiri, mereka tak hanya lebih hemat, tapi juga bisa berbagi atau menjual hasil produksinya," pungkas dia. (lusiana) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan