Luhut Optimistis Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8 Persen Sebelum 2028

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. -Foto Net.--

Radarlambar.bacakoran.co — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia memiliki potensi tumbuh hingga delapan persen sebelum memasuki 2028. Keyakinan tersebut didasarkan pada kolaborasi lintas sektor serta pelaksanaan program-program unggulan yang dicanangkan pemerintah.

Dalam forum ekonomi infrastruktur yang digelar di Jakarta, Luhut menekankan pentingnya konsistensi pertumbuhan di atas lima persen sebagai fondasi menuju target tersebut. Ia menilai bahwa keberhasilan untuk melampaui angka pertumbuhan tujuh persen, bahkan menyentuh delapan persen, dapat dicapai jika seluruh elemen bangsa bekerja sama dan memastikan kesinambungan program strategis nasional.

Salah satu program yang dianggap krusial dalam mendongkrak ekonomi nasional adalah Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp163 triliun untuk mendanai program ini tahun ini, dan jumlah serupa disiapkan untuk tahun depan. Dana yang besar ini diyakini tidak hanya berfungsi sebagai intervensi sosial, melainkan juga sebagai pemicu pergerakan ekonomi, terutama di sektor pangan, distribusi logistik, dan produksi lokal.

Pelaksanaan MBG dinilai mampu memicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di berbagai wilayah. Dengan menjangkau anak-anak sekolah dan ibu hamil di seluruh Indonesia, program ini mendorong peningkatan permintaan bahan pangan lokal, distribusi barang, serta penciptaan lapangan kerja di tingkat daerah.

Selain potensi perputaran ekonomi, program ini juga disebut-sebut sebagai bagian dari strategi pemerataan pembangunan dan penguatan ketahanan ekonomi wilayah. Dalam jangka panjang, manfaat sosial seperti peningkatan gizi anak dan produktivitas generasi muda juga diyakini akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi makro.

Pemerintah melihat MBG sebagai bagian dari pendekatan pembangunan inklusif, di mana anggaran negara disalurkan secara langsung ke kegiatan yang memiliki dampak ganda, yakni ekonomi dan sosial. Sejalan dengan itu, program-program lain seperti pembangunan tiga juta rumah per tahun dan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dirancang untuk melengkapi upaya ini.

Meski penuh optimisme, tantangan masih terbentang. Pada kuartal pertama 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya mencapai 4,87 persen, lebih rendah dari target tahunan pemerintah. Angka tersebut menunjukkan bahwa percepatan pertumbuhan membutuhkan lebih dari sekadar anggaran besar; perlu efektivitas implementasi serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif.

Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia juga akan menghadapi dinamika global seperti ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga komoditas, serta perubahan iklim yang dapat mempengaruhi sektor pertanian dan energi. Oleh karena itu, strategi untuk mencapai pertumbuhan delapan persen harus mempertimbangkan faktor risiko eksternal dan menyiapkan antisipasi yang matang.

Kendati demikian, pemerintah tetap pada jalurnya untuk mendorong pertumbuhan melalui penguatan ekonomi domestik dan pemerataan pembangunan wilayah. Agenda-agenda besar seperti MBG, program rumah rakyat, dan pengembangan koperasi desa diharapkan dapat menjadi mesin penggerak baru dalam perekonomian nasional menuju tahun-tahun mendatang.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan