Cuaca Ekstrem, Nelayan Diminta Tak Nekat Melaut

CUACA EKSTREM; Kondisi cuaca ekstrem yang mengancam perairan Pesisir Barat, harus menjadi perhatian bersama. Dinas Perikanan Pesbar mengimbau nelayan diminta tidak nelat melaut. Foto Yayan--
PESISIR TENGAH - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan barat Provinsi Lampung, khususnya Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Dinas Perikanan setempat mengimbau seluruh nelayan agar lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri untuk melaut.
Imbauan itu disampaikan menyusul peringatan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung yang memperkirakan potensi gelombang tinggi dan angin kencang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pesbar, Armen Qodar, S.P., M.M., mengatakan bahwa, berdasarkan data dari BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Panjang-Bandar Lampung, tinggi gelombang laut di wilayah perairan barat Lampung diperkirakan mencapai antara 2,5 hingga 4 meter. Kondisi tersebut diprediksi terjadi sejak Rabu, 18 Juni 2025 hingga Sabtu, 21 Juni 2025.
“Selain gelombang tinggi, kecepatan angin juga tergolong cukup ekstrem, sehingga menambah potensi bahaya bagi aktivitas pelayaran, khususnya perahu-perahu nelayan tradisional,” kata Armen Qodar, Rabu, 18 Juni 2025.
Dijelaskannya, kondisi laut saat ini sangat tidak bersahabat. Karena itu, keselamatan harus menjadi prioritas utama para nelayan. Dalam kondisi seperti ini, risiko kecelakaan laut sangat tinggi, terlebih bagi nelayan yang hanya mengandalkan perahu kecil tanpa perlengkapan pelindung yang memadai.
“Cuaca di perairan Pesbar saat ini memang masih cukup ekstrem. Selain gelombang laut yang tinggi, kondisi angin juga cukup kencang dan bisa datang tiba-tiba. Ini sangat berbahaya bagi para nelayan yang tetap nekat melaut,” ujarnya.
Lebih lanjut, Armen mengingatkan bahwa cuaca buruk ini tidak hanya berdampak pada keselamatan nelayan di laut, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan pada alat tangkap maupun perahu. Karena itu, pihaknya mengimbau agar nelayan tidak hanya bergantung pada intuisi saat hendak melaut, melainkan juga selalu memperhatikan informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG.
“Imbauan tersebut tentunya juga sebagai upaya kita dalam meminimalisir dan mencegah terjadinya risiko kecelakaan laut,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesbar, Imam Habibbudin, S.Hut., M.Si., menyampaikan bahwa, cuaca ekstrem tidak hanya terjadi di laut, namun juga berdampak di wilayah daratan. Angin kencang yang disertai hujan masih berpotensi terjadi di sejumlah kecamatan, dan masyarakat diminta untuk tetap waspada. Berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Pesbar masih berpotensi dilanda cuaca buruk hingga beberapa hari ke depan. Ini tidak hanya berbahaya di laut, tetapi juga bisa memicu pohon tumbang, banjir, atau longsor di daratan.
“Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak mendesak dan tetap memantau informasi resmi dari pihak berwenang,” kata Imam.
Menurutnya, BPBD telah menyiagakan tim reaksi cepat di beberapa titik rawan bencana untuk memberikan bantuan darurat apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ia juga meminta para Peratin dan Camat untuk berperan aktif menyampaikan imbauan ini kepada warganya, terutama yang tinggal di daerah pesisir atau kawasan rawan bencana.
“Kami berharap kerjasama dan sinergi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat bisa terus ditingkatkan. Sehingga potensi dampak dari cuaca ekstrem ini dapat diminimalisasi,” pungkasnya. (yayan/*)