KNKT Soroti Sekoci KMP Tunu Pratama Jaya, 6 Tewas dan 30 Hilang

KMP Tunu alami kecelakaan . Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, mempertanyakan kesiapan sekoci di Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang karam di Selat Bali. Tragedi kapal rute Ketapang–Gilimanuk itu menewaskan 6 orang, sementara 30 lainnya masih hilang dari total 65 orang di kapal.
"Di kapal itu ada life raft atau rakit penyelamat. Pertanyaannya, berapa yang aktif saat kejadian?" ujar Soerjanto dalam konferensi pers di Banyuwangi, Jumat (4/7/2025).
Hanya empat penumpang yang diketahui selamat menggunakan sekoci. Menurut Soerjanto, kondisi ini mirip dengan kasus KMP Yunice (2021) dan KMP Rafelia 2 (2016), yang juga tenggelam di Selat Bali. "Life raft-nya tidak berkembang semua. Ini jadi perhatian kami untuk segera membuat rekomendasi evaluasi," katanya.
???? Usut Surat Persetujuan Berlayar
KNKT juga menyelidiki proses pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) oleh Syahbandar Pelabuhan Ketapang. “Apakah persyaratan kelaikan kapal dan dokumen sudah sesuai? Itu yang akan kami cari buktinya,” ujar Soerjanto.
???? Tak Ada Sinyal Beacon
Soerjanto juga mengungkap kapal tidak memancarkan beacon (sinyal darurat) saat tenggelam. "Seharusnya alat itu otomatis memancar saat kapal tenggelam, tapi kemarin Basarnas menyebut tidak ada beacon,” tegasnya.
KNKT memastikan kelemahan-kelemahan ini akan dituangkan dalam rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (*)