Tega! 10 Anak di Lambar Jadi Korban Kekerasan

Kepala DP2KBP3A M Danang Harisuseno.--Foto Dok---
BALIKBUKIT – Angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Lampung Barat kembali bikin miris. Hingga pertengahan tahun ini, tepatnya Juni 2025, Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) mencatat sudah ada 10 kasus kekerasan terhadap anak di wilayah tersebut.
Kepala DP2KBP3A M. Danang Harisuseno, S.Ag., M.H., mengungkapkan mayoritas kasus yang dilaporkan adalah persetubuhan terhadap anak di bawah umur. “Hingga kini ada 10 kasus kekerasan anak di Lambar. Sebagian besar korban adalah anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan, bukan justru diperlakukan kejam hingga terluka fisik dan psikis,” tegas Danang, Minggu (6/7).
Ia merinci, kasus-kasus tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Batubrak, Balikbukit, Sumberjaya, Pagardewa, hingga Lumbokseminung. Fakta ini menjadi alarm keras bahwa kekerasan terhadap anak bukan hanya masalah di wilayah tertentu, tapi sudah jadi persoalan sosial yang meluas di Lampung Barat.
Melihat tren yang terus meningkat, Danang menekankan pentingnya peran semua pihak, terutama keluarga sebagai benteng pertama perlindungan anak. “Orang tua harus membangun komunikasi yang terbuka dan penuh kasih. Keterbukaan jadi kunci agar anak merasa aman untuk bercerita saat mengalami hal tidak nyaman,” ujarnya.
Namun, Danang juga mengingatkan bahwa perlindungan anak bukan hanya tugas orang tua. “Ini tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat. Jangan biarkan kekerasan terjadi begitu saja di sekitar kita. Peduli dan laporkan agar bisa segera ditangani,” imbuhnya.
DP2KBP3A pun mengimbau masyarakat yang mengetahui atau mengalami kekerasan terhadap perempuan dan anak untuk tidak ragu melapor. “Kami siap memberi pendampingan dan perlindungan. Jangan takut. Melapor adalah langkah pertama menuju keadilan dan pemulihan korban,” pungkasnya.
Kasus-kasus ini menjadi pengingat bahwa anak-anak adalah aset masa depan yang wajib dijaga. Sudah saatnya semua pihak lebih peka dan berani bertindak demi menghentikan rantai kekerasan. (lusiana)