KPM Bertambah Pendistribusian Bantuan Beras CPP di Kebut
Pembagian CPP oleh aparat Pekon Sukaraja Kecamatan Way Tenong di sambut gembira warga. Foto Dok--
WAYTENONG - Aparatur pekon di beberapa pekon terpantau di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) sejak akhir pekan kemarin hingga Selasa 6 Februari ini tengah di sibukkan dengan pendistribusian bantuan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Seperti terpantau di Pekon Puralaksana dan Pekon Sukaraja, pembagian CPP terpaksa dilaksanakan beberapa hari hal itu dikarenakan beberapa faktor pertama jumlah penerima bertambah banyak, kemudian dalam penyaluran warga yang melakukan tidak boleh perwakilan, dan harus menyertakan KTP, kemudian di foto dan di barkot.
Seperti di Pekon Puralaksana di katakan petugas Operator Siks-Ng Selvi Stiawati, mendamping Pj Peratin Daim B. Penerima CPP tahun ini di pekon itu mengalami peningkatan lebih dari 100 persen, dimana tahun 2023 sebanyak 158 orang atau Kepala Keluarga (KK) tahun ini menjadi 370 KK.
Pembagian bantuan beras cpp sebanyak 10 kg per orang ini kami targetkan selesai hari ini mengingat sekarang telah mendekati waktu pemilu sehingga diharapkan tidak ada gangguan," ungkapnya.
Sementara di katakan Petugas Pekon Sukaraja Tia Arista mendampingi Pj Peratin Warno S.E., menyampaikan jumlah penerima CPP 377 KK naik dari tahun sebelumnya 118 KK.
Diterangkan kedua aparat pekon tersebut bantuan CPP awalnya di salurkan pemerintah karena dampak musim kemarau (Elnino), dan tahun ini kembali di bagikan bahkan jumlah penerima bertambah karena sebagai bentuk kepedulian akibat elnino juga karena terjadinya kenaikan harga pangan terutama beras.
Disampaikan Juru Tulis Sukaraja Hasandra Roling Singhu bantuan CPP tahun ini merupakan bantuan pusat yang digulirkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
"Bantuan CPP yang disalurkan saat ini merupakan tahap pertama 2024 kita belum mengetahui untuk tahap berikutnya. Hanya saja harapan masyarakat terutama warga yang menerima bantuan ini program ini akan terus dilanjutkan mengingat kondisi ekonomi yang memang kurang baik terutama dampak naiknya harga pangan sedangkan di sisi lain menurunnya hasil usaha masyarakat salah satunya di sektor perkebunan kopi yang mengalami penurunan drastis hasil," ujar keduanya. (*)