Ratusan Siswa Keracunan Makanan Bergizi Gratis di NTT, DPR Desak Evaluasi Total

Anggota Komisi III DPR meminta agar program makanan bergizi gratis (MBG) segera dievaluasi buntut keracunan massal ratusan siswa usai mengkonsumsi MBG di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam dua hari berturut-turut. Foto CNN Indonesia--
Radarlambar.bacakoran.co- Program makanan bergizi gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah insiden keracunan massal dialami ratusan siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam dua hari berturut-turut, siswa dari beberapa sekolah di Kota Kupang dan Sumba Barat Daya dilaporkan mengalami gejala serius usai mengonsumsi paket makanan dari program nasional tersebut.
Sejumlah politisi DPR menyuarakan kekhawatiran dan mendesak pemerintah agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG. Mereka menilai pengelolaan program ini masih belum siap dan membutuhkan perbaikan dari sisi tata kelola, pengawasan, serta kesiapan penyedia.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS menyampaikan bahwa tujuan utama MBG untuk meningkatkan ketahanan belajar siswa jangan sampai justru berdampak buruk akibat keteledoran pelaksanaan di lapangan. Ia menegaskan pentingnya penyelidikan terhadap kasus keracunan ini agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Sementara itu, Anggota Komisi III lainnya dari Partai Demokrat menyoroti lemahnya kesiapan teknis dan pengawasan terhadap penyedia MBG di daerah. Ia meminta agar pihak kepolisian, khususnya Polda NTT, turut dilibatkan dalam pengawasan distribusi makanan agar pelaksanaan program nasional ini berjalan sesuai standar keamanan pangan.
DPR menegaskan bahwa program MBG memiliki niat baik, namun pelaksanaannya perlu dibenahi agar tidak menciptakan keresahan di tengah masyarakat dan menimbulkan trauma pada siswa.
Sebelumnya, pada Senin 21 Juli 2025, sekitar 200 siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang mengalami gejala keracunan setelah menyantap paket MBG. Dari jumlah tersebut, 140 siswa harus dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang untuk mendapatkan penanganan medis. Selang sehari, pada Rabu 23 Juli, puluhan siswa dari tiga sekolah di Sumba Barat Daya kembali dilaporkan mengalami gejala serupa.
Gejala yang dialami para siswa mencakup mual, muntah, sakit perut melilit, pusing, hingga pingsan. Sejumlah siswa dilaporkan histeris karena kesakitan dan harus mendapatkan pertolongan di RSUD, Puskesmas, serta rumah sakit swasta.
Sampai saat ini, dua penyedia makanan MBG yang terlibat dalam distribusi di sekolah-sekolah tersebut belum memberikan tanggapan resmi kepada media. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung, termasuk penelusuran asal bahan makanan dan proses distribusi yang dijalankan.(*)