Rusia Klaim Rebut Chasiv Yar, Ukraina Terancam Kehilangan Sabuk Pertahanan Donetsk

Ilustrasi. Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal Endi Supardi mengatakan mantan anggota Marinir Satria Arta Kumbara menjadi tentara bayaran Rusia karena terlilit utang di pinjol dan bank. Foto Dok--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO Rusia mengumumkan keberhasilan pasukannya menguasai Kota Chasiv Yar, wilayah strategis di timur Ukraina, setelah hampir satu setengah tahun menghadapi perlawanan sengit dari militer Kyiv. Klaim tersebut disampaikan Kamis (31/7/2025), namun hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan Ukraina.
Chasiv Yar merupakan kota kecil yang terletak di sebelah barat Bakhmut, wilayah yang sebelumnya menjadi pusat pertempuran intens. Situs pemetaan sumber terbuka DeepState menunjukkan bahwa pasukan Ukraina masih mempertahankan wilayah barat kota tersebut.
Jika klaim Moskwa terbukti, posisi Rusia akan semakin menguntungkan karena berhasil menguasai dataran tinggi yang strategis. Keunggulan topografi ini diyakini dapat membuka jalan bagi Moskwa untuk menekan lebih jauh ke kota-kota penting di Donetsk seperti Slovyansk, Kramatorsk, dan Kostyantynivka—yang selama ini menjadi sabuk pertahanan Ukraina di kawasan timur.
Pertempuran di Chasiv Yar sendiri telah berlangsung sejak April tahun lalu. Kala itu, pasukan Rusia mencapai tepian timur kota dan terus menekan posisi Ukraina melalui serangan udara dan infanteri. Seiring berjalannya waktu, kota tersebut porak poranda dan kehilangan hampir seluruh populasinya yang sebelum perang tercatat lebih dari 12.000 jiwa. Sebagian besar ekonomi kota sebelumnya bergantung pada industri bahan bangunan, termasuk produksi beton dan batu bata.
Dari sisi militer, posisi Chasiv Yar yang dikelilingi kawasan hutan, sungai kecil, dan bangunan industri memungkinkan Ukraina bertahan cukup lama dengan manuver defensif. Namun, jatuhnya kota ini diyakini akan memberi Rusia akses yang lebih mudah ke wilayah Donetsk bagian barat, serta memperpendek jalur logistik dan pengoperasian tim pengintai drone mereka.
Pemerhati militer menilai bahwa meski pencapaian Rusia ini bersifat bertahap, dampaknya cukup signifikan bagi strategi pertahanan Ukraina. Apabila tekanan berlanjut ke arah Kostyantynivka, Ukraina bisa menghadapi kesulitan tambahan dalam mempertahankan garis pertahanan terakhirnya di Donbas. (*)