Heboh Harga Tiket Pesawat Diatur AI, Maskapai Buka Suara

Pesawat penumpang Delta Air Lines terlihat diparkir di Bandara Internasional Birmingham-Shuttlesworth di Birmingham, Alabama, AS. REUTERS--

Radarlambar.bacakoran.co- Delta Air Lines menanggapi isu yang mencuat mengenai penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam menetapkan harga tiket pesawat secara personal bagi setiap konsumen. Perusahaan menegaskan bahwa sistem tarif yang mereka jalankan tidak didesain untuk menetapkan harga berdasarkan data pribadi penumpang.

Isu ini muncul setelah sejumlah anggota Senat Amerika Serikat dari Partai Demokrat, termasuk Ruben Gallego, Mark Warner, dan Richard Blumenthal, menyuarakan kekhawatiran bahwa Delta bisa menggunakan AI untuk mengenakan tarif yang dirancang khusus hingga mencapai ambang batas psikologis kemampuan membayar setiap individu.

Dalam penjelasannya, Delta menyatakan bahwa sistem yang digunakan tidak pernah dikembangkan, diujicobakan, atau dirancang untuk menargetkan pelanggan dengan harga berdasarkan data individual. Pernyataan ini disampaikan langsung kepada para senator sebagai bentuk klarifikasi atas kekhawatiran publik.

Meskipun demikian, para legislator tetap meminta transparansi lebih lanjut mengenai metode pengumpulan dan penggunaan data yang berkaitan dengan strategi penetapan harga tiket. Mereka mempertanyakan perbedaan narasi antara informasi yang disampaikan Delta kepada investor dengan apa yang dikomunikasikan kepada publik.

Di sisi lain, Delta telah menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi Fetcherr untuk menerapkan AI dalam manajemen pendapatan. Targetnya, hingga akhir 2025, sekitar 20% dari rute domestik Delta akan menggunakan teknologi ini untuk mendukung efisiensi operasional dan strategi penetapan harga berdasarkan proyeksi permintaan pasar.

Presiden Delta, Glen Hauenstein, sebelumnya juga sempat menjelaskan bahwa AI digunakan untuk mengestimasi nilai produk premium yang bersumber dari perilaku konsumen dan potensi minat terhadap layanan tertentu. Namun, pendekatan tersebut mengacu pada tren secara umum, bukan data unik tiap penumpang.

Sementara itu, maskapai American Airlines mengambil sikap berbeda. Pimpinan tertinggi mereka secara tegas menolak penggunaan AI untuk menetapkan harga tiket berdasarkan informasi pribadi penumpang, menyebut hal itu sebagai langkah yang berisiko menurunkan kepercayaan konsumen.

Kontroversi ini mencerminkan perdebatan yang semakin relevan mengenai penggunaan kecerdasan buatan dalam sektor pelayanan publik. Keseimbangan antara efisiensi teknologi dan perlindungan konsumen menjadi perhatian utama dalam adopsi teknologi baru, terutama dalam industri perjalanan udara yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat luas.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan