Prabowo Dorong Penyelesaian Damai Sengketa Ambalat Hubungan RI–Malaysia Tetap Hangat

Presiden RI Prabowo Subianto. -Foto Staf Kepresidenan-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Sengketa wilayah maritim Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali menjadi sorotan, terutama setelah Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk mencari solusi damai. Kawasan ini bukan sekadar lautan biasa, tetapi dikenal memiliki cadangan minyak dan gas yang melimpah, menjadikannya salah satu titik panas dalam peta geopolitik Asia Tenggara.

Ambalat, yang terletak di Laut Sulawesi, selama bertahun-tahun menjadi objek klaim tumpang tindih. Indonesia menyebut wilayah ini sebagai bagian kedaulatan nasional, sedangkan Malaysia memasukkannya dalam peta mereka sebagai blok ND6 dan ND7. Perselisihan ini kerap muncul dalam pembahasan bilateral, namun kedua negara sama-sama menunjukkan sikap hati-hati untuk menghindari ketegangan berlebihan.

Presiden Prabowo melihat peluang untuk menyelesaikan sengketa ini melalui jalur diplomasi. Menurutnya, baik Jakarta maupun Kuala Lumpur telah menunjukkan tanda-tanda positif untuk duduk bersama membicarakan opsi terbaik. Langkah ini menjadi penting karena kedua negara memiliki hubungan sejarah yang panjang, serta keterikatan ekonomi dan sosial yang erat.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, juga menggarisbawahi pentingnya mempertahankan kedaulatan wilayah yang mereka klaim, termasuk Sabah dan perairan di sekitarnya. Meski demikian, pernyataannya juga memberi ruang untuk negosiasi terbuka, dengan menekankan bahwa penyelesaian harus melalui perundingan resmi, bukan konfrontasi.

Pertemuan Prabowo dan Anwar di Jakarta pada 27 Juni lalu menjadi titik awal penting. Dalam pertemuan itu, keduanya membicarakan kemungkinan pengelolaan bersama wilayah Ambalat. Meskipun belum ada kesepakatan final, ide kerja sama ini membuka harapan bahwa konflik dapat diubah menjadi peluang, khususnya dalam pengembangan sumber daya alam yang ada di kawasan tersebut.

Potensi minyak dan gas di Ambalat memang menjadi faktor pendorong utama tarik-menarik klaim. Wilayah ini diperkirakan memiliki cadangan energi yang dapat menjadi pemasok penting bagi kebutuhan domestik maupun ekspor. Namun, pemanfaatannya membutuhkan stabilitas politik dan keamanan, yang hanya dapat dicapai melalui kesepakatan kedua pihak.

Bagi Indonesia, menjaga kedaulatan wilayah adalah prinsip yang tidak bisa ditawar. Namun, pemerintah juga memahami pentingnya menjaga hubungan baik dengan Malaysia sebagai mitra strategis di kawasan. Karena itu, pendekatan yang ditempuh lebih menekankan pada diplomasi, dengan menghindari langkah-langkah yang dapat memicu eskalasi di lapangan.

Ke depan, proses negosiasi diperkirakan akan melibatkan tim teknis dari kedua negara, termasuk pakar hukum laut, geologi, dan energi. Hasil pembicaraan ini akan sangat menentukan arah kebijakan pengelolaan Ambalat, apakah akan menjadi sumber sengketa berkelanjutan atau berubah menjadi contoh sukses diplomasi regional.

Langkah Presiden Prabowo dalam mendorong penyelesaian damai ini menjadi sinyal bahwa Indonesia siap memimpin jalur perundingan yang konstruktif. Meski jalan menuju kesepakatan mungkin panjang, komitmen yang sudah terbangun di antara kedua pemimpin memberi harapan bahwa sengketa Ambalat dapat berakhir tanpa meninggalkan luka diplomatik. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan