Pekerja Pelabuhan Genoa Blokir Pengiriman Senjata ke Israel

Pekerja Pelabuhan Genoa Blokir Pengiriman Senjata ke Israel. Foto/net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Para pekerja di Pelabuhan Genoa, Italia, mengambil sikap tegas menolak memuat senjata ke kapal Arab Saudi yang diketahui akan menuju Israel. Sikap ini diambil sebagai bentuk penolakan terhadap keterlibatan Italia dalam konflik dan aksi genosida yang dilakukan Israel di Gaza.
Kapal kargo Arab Saudi bernama Bahri Yanbu tiba dari Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, untuk membawa peralatan militer yang diproduksi oleh konglomerat senjata Italia, Leonardo. Peralatan tersebut rencananya akan dikirim ke Uni Emirat Arab dan Israel.
Barang militer yang hendak dimuat antara lain meriam Oto Melara, tank, kendaraan lapis baja, amunisi, dan berbagai persenjataan berat lainnya. Seluruh perlengkapan ini telah ditempatkan di halaman terminal pelabuhan sebelum rencana pemuatan.
Aksi para pekerja dimulai dengan pencegahan pemuatan meriam, dilanjutkan inspeksi dini hari yang menemukan berbagai senjata, bahan peledak, dan perlengkapan tempur di kapal tersebut. Temuan itu memperkuat tekad mereka untuk menghentikan proses pemuatan.
Meski ada upaya dari pihak tertentu untuk tetap melaksanakan pemuatan, sebanyak 40 pekerja memutuskan naik ke kapal demi mendokumentasikan langsung isi kargo. Langkah ini memicu perhatian publik dan memaksa otoritas pelabuhan melakukan tindakan pengendalian kerusakan.
Otoritas Pelabuhan Genoa berjanji akan membahas pembentukan observatorium permanen terkait perdagangan senjata pada September mendatang. Keputusan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengawasi dan membatasi arus logistik senjata melalui pelabuhan tersebut.
Aksi blokade ini bukan yang pertama kali dilakukan. Pada Juli lalu, pekerja pelabuhan di Genoa berhasil mencegah pembongkaran kargo militer untuk Israel setelah mendapat informasi dari Serikat Pekerja Yunani. Hal serupa juga terjadi di Pelabuhan Piraeus, Yunani, pada Oktober 2023, ketika pemuatan 21 ton amunisi ke kapal tujuan Israel dihentikan.
Gerakan ini merupakan respon atas seruan Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina (PGFTU) yang meminta pekerja di seluruh dunia menolak keterlibatan dalam rantai pasokan senjata Israel. Mereka juga didorong untuk memblokir transportasi senjata dan menekan pemerintah serta perusahaan yang terlibat dalam perdagangan tersebut. (*)