Kontroversi Silfester Matutina: Vonis Penjara, Perdamaian dengan Jusuf Kalla, dan Jabatan Komisaris di ID Food

Putusan MA Sudah Inkrah, LBH Pelita Umat Desak Eksekusi Kasus Silfester Matutina. Foto/net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – SILFESTER Matutina bukanlah sosok asing bagi publik maupun pengkritik Presiden Joko Widodo. Ketua Umum Solidaritas Merah Putih ini kembali menjadi sorotan setelah divonis 1 tahun 6 bulan penjara atas kasus penghinaan terhadap mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, namun tetap bebas dan diangkat menjadi Komisaris Independen PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 18 Maret 2025.
Kilas Balik Kasus Silfester
Berdasarkan catatan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, majelis hakim menyatakan Silfester bersalah melakukan tindak pidana fitnah terhadap Jusuf Kalla.
Dalam orasinya pada Mei 2017 di kawasan Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Silfester menuding keluarga JK terlibat korupsi dan memanfaatkan isu SARA untuk kepentingan politik. Pernyataan ini memicu laporan keluarga Kalla ke Bareskrim Polri.
“Dia memfitnah keluarga Bapak Jusuf Kalla telah melakukan korupsi sehingga masyarakat Nusa Tenggara Timur dan Bali menjadi miskin. Ini fitnah yang luar biasa,” ujar Muhammad Ihsan, kuasa hukum keluarga Kalla, pada Mei 2017.
Vonis 1 tahun penjara dibacakan pada 30 Juli 2018, diperkuat banding 29 Oktober 2018, dan diperberat menjadi 1 tahun 6 bulan di tingkat kasasi. Namun hingga 7 Agustus 2025, putusan kasasi tersebut belum dieksekusi oleh Kejaksaan.
Aktivitas Politik dan Pernyataan Terbaru
Silfester dikenal sebagai pendukung garis depan Presiden Jokowi, aktif membela pemerintah dan keluarganya di media, serta memimpin Solidaritas Merah Putih dalam merespons kritik.
Menyikapi rencana eksekusi vonis, Silfester menyatakan kesiapannya menjalani proses hukum. “Enggak ada masalah kalau akhirnya dipenjara,” ujarnya di Polda Metro Jaya pada 4 Agustus 2025.
Ia juga menegaskan bahwa masalah dengan Jusuf Kalla telah selesai secara damai. “Beberapa kali saya bertemu Jusuf Kalla, kami berhubungan baik. Proses hukum juga sudah saya jalani,” katanya. (*)