Program JPN di Tanjungraya Capai 70 Persen, Segera Masuk Tahap Tanam

Sekkab Lambar Nukman dan Kepala Kejari Lambar M. Zainur Rochman, S.H., M.H., serta sejumlah kepala OPD meninjau progres program cetak sawah di Pekon Tanjung Raya Kecamatan Sukau. Foto Dok--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Program Jaksa Peduli Kebun (JPN) yang digagas Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Barat berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Pemkab Lambar) terus berjalan dengan progres signifikan.
Lahan tidur seluas 2 hektare di Pekon Tanjungraya, Kecamatan Sukau, kini telah mencapai 70 persen progres pengerjaan dan bersiap memasuki tahap pembajakan untuk kemudian ditanami benih padi pada September mendatang.
Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortukultura (DTPH) Maidar, S.H., M.Si, usai mendampingi peninjauan yang dihadiri langsung oleh Sekkab Lambar Drs. Nukman, M.M., Kepala Kejari Lambar Dr. M. Zainur Rochman, S.H., M.H., sejumlah kepala OPD, serta jajaran Kejaksaan.
Maidar menjelaskan bahwa sejauh ini tahap persiapan meliputi pembersihan lahan, pembuatan irigasi sederhana, serta penataan lahan. “Pekan depan pembajakan dimulai, setelah itu segera masuk masa tanam. Target kami, lahan tidur yang tidak aktif sejak 1994 ini bisa kembali produktif dan mendukung ketersediaan pangan di Lampung Barat,” ujarnya.
Menurut Maidar, program ini juga menyiapkan skema ekonomi berkelanjutan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi. “Kami dorong hasil panen nantinya dibeli BUMDes, sehingga petani punya kepastian pasar. Selain itu, dukungan pupuk melalui RDKK juga sudah disiapkan agar proses tanam lebih optimal,” jelasnya.
Dari sisi kejaksaan, sebelumnya Kasi Intelijen Kejari Lambar, Ferdy Andrian, menegaskan bahwa program JPN menjadi salah satu terobosan kejaksaan dalam mendorong ketahanan pangan daerah.
“Kami melihat banyak lahan tidur yang selama ini tidak termanfaatkan. Melalui JPN, kejaksaan hadir untuk memastikan lahan itu kembali hidup dan produktif. Ini bukti bahwa peran kejaksaan tidak hanya menindak, tetapi juga mendampingi dan membangun,” katanya.
Ferdy menambahkan, keberhasilan program ini menuntut dukungan lintas sektor. “Tanpa sinergi pemerintah daerah, perangkat desa, BUMDes, dan masyarakat, tentu program ini tidak akan optimal. Semangatnya adalah kerja bersama demi Lampung Barat yang lebih mandiri dalam pangan,” tambahnya.
Sementara itu, Peratin Tanjungraya, Johan Safri, menyambut positif progres yang sudah dicapai. Menurutnya, masyarakat setempat cukup antusias menyambut pengelolaan kembali lahan yang sudah puluhan tahun terbengkalai itu. “Nanti setelah penanaman perdana, kita akan tandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan kejaksaan, pemkab, pekon, dan pemilik lahan. Harapannya, setelah panen, gabah kering bisa langsung dibeli oleh BUMPekon sehingga memberi nilai tambah bagi ekonomi desa,” ujarnya.
Lebih jauh, Johan menekankan bahwa program ini bukan hanya soal bertani, melainkan juga soal membangun kelembagaan ekonomi pekon. “Petani akan lebih mandiri karena tidak lagi tergantung pada tengkulak. Hasil panen dikelola desa sendiri, sementara OPD terkait kami harap ikut mendampingi dari hulu hingga hilir,” tambahnya.
Dengan target pengembangan hingga 20 hektare lahan, program JPN diharapkan menjadi tonggak baru bagi Lampung Barat dalam mengoptimalkan lahan tidur sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal. Selain cetak sawah, program ini juga dirancang untuk memperkuat kelembagaan petani, memberikan edukasi pertanian berkelanjutan, hingga mendorong hilirisasi produk pertanian pekon. (edi/lusiana)