Bir Pletok, Minuman Tradisional Betawi Halal

Bir Pletok minuman halal dengan segudang manfaat. -Foto Dok---

RADARLAMBARBACAKORAN.CO - Ketika musim hujan tiba dan udara terasa dingin menusuk, secangkir minuman hangat kerap menjadi pilihan yang tepat untuk menenangkan tubuh. Jakarta memiliki minuman tradisional khas Betawi yang sejak lama menjadi kebanggaan warganya, yakni Bir Pletok.

Meskipun menyandang kata “bir”, minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol sehingga aman dikonsumsi semua kalangan, termasuk anak-anak. Bir Pletok termasuk dalam delapan ikon budaya Betawi bersama ondel-ondel, kerak telor, batik Betawi, kebaya kerancang, baju sadariah, ornamen gigi balang, serta kembang kelapa.

Keberadaannya bukan hanya sebatas minuman, melainkan juga simbol identitas budaya yang diwariskan turun-temurun. Bahkan pada 2014, Bir Pletok telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, sebuah pengakuan penting atas nilai sejarah dan tradisinya.

Asal mula Bir Pletok tidak terlepas dari masa kolonial Belanda. Pada waktu itu, kaum penjajah kerap menggelar pesta yang identik dengan sajian bir dan wine. Beberapa masyarakat Betawi yang turut hadir dalam jamuan merasa tidak nyaman karena minuman tersebut memabukkan serta bertentangan dengan ajaran Islam yang mereka anut.

Dari kegelisahan itulah muncul gagasan untuk menciptakan minuman pengganti yang serupa dari segi suasana, namun tetap halal dan bermanfaat bagi kesehatan. Masyarakat Betawi kemudian meramu berbagai rempah untuk menghasilkan minuman yang kini dikenal sebagai Bir Pletok. Nama “bir” dipilih sebagai adaptasi dari minuman ala Belanda, sedangkan kata “pletok” memiliki dua penjelasan berbeda.

Ada yang menyebut berasal dari bunyi khas ketika tutup botol wine dibuka, sementara versi lain menyatakan bahwa istilah tersebut diambil dari suara bambu ketika digunakan untuk mencampur bahan-bahan pembuatan minuman. Apa pun asal-usulnya, nama itu kini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas minuman Betawi tersebut.

Berbeda dengan bir Eropa yang pahit, asam, dan menimbulkan efek memabukkan, Bir Pletok menghadirkan rasa manis, segar, sekaligus menyehatkan. Racikan rempah yang digunakan cukup beragam, antara lain jahe, serai, kapulaga, kayu manis, biji pala, cengkeh, pandan, kayu secang, serta daun jeruk purut. Kombinasi rempah itu bukan hanya memberi aroma dan cita rasa khas, melainkan juga menghadirkan khasiat yang telah dikenal sejak lama.

Sejak dahulu, Bir Pletok dipercaya mampu menghangatkan tubuh, terutama bagi mereka yang kelelahan setelah bekerja seharian. Selain itu, minuman ini diyakini dapat memperlancar peredaran darah, mencegah masuk angin, mengurangi pegal-pegal, hingga menurunkan risiko asam urat. Kandungan antioksidannya membantu melawan radikal bebas, sedangkan sifat antiinflamasi dan analgesiknya mampu meredakan nyeri maupun peradangan. Lebih jauh, sejumlah penelitian juga menyinggung adanya senyawa antikarsinogenik yang berpotensi menekan risiko kanker.

 

Seiring perkembangan zaman, cara menikmati Bir Pletok pun semakin beragam. Dahulu minuman ini lebih banyak disajikan hangat pada malam hari, namun kini bisa diminum kapan saja sesuai kebutuhan. Saat hujan turun, segelas Bir Pletok panas terasa pas untuk menghangatkan tubuh, sementara versi dingin mampu menyegarkan ketika cuaca terik di siang hari. Fleksibilitas ini membuat minuman tradisional Betawi tetap bisa bersaing dengan minuman modern yang bermunculan.

Meski manfaatnya begitu banyak, Bir Pletok tidak mudah dijumpai di sembarang tempat. Minuman ini biasanya hanya tersedia di acara-acara budaya atau di kawasan wisata yang mengangkat identitas Betawi, salah satunya Setu Babakan di Jakarta Selatan. Walau tidak sepopuler minuman kekinian, Bir Pletok tetap dicari oleh mereka yang ingin merasakan keunikan rasa dan khasiatnya.

Dari segi harga, Bir Pletok tergolong terjangkau. Untuk sebotol minuman ini, pembeli cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp15.000. Angka tersebut tentu relatif ringan dibandingkan manfaat kesehatan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Tidak heran, banyak wisatawan yang menjadikan Bir Pletok sebagai oleh-oleh khas setiap kali berkunjung ke Jakarta.

Lebih dari sekadar pelepas dahaga, Bir Pletok adalah representasi kearifan lokal masyarakat Betawi. Di dalamnya tersimpan cerita sejarah, nilai religius, serta kreativitas dalam menghadapi pengaruh budaya asing pada masa kolonial. Minuman ini menjadi bukti bahwa tradisi bisa terus bertahan dengan menyesuaikan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan tren minuman modern yang silih berganti, Bir Pletok tetap hadir sebagai pengingat bahwa warisan budaya nenek moyang tidak pernah lekang oleh waktu. Menikmati segelas Bir Pletok berarti merasakan perpaduan antara tradisi, kesehatan, dan kebanggaan akan identitas Betawi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.(yayan/*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan