Irigasi di Bumi Agung Rusak Parah

IRIGASI RUSAK : Saluran irigasi utama yang mengaliri area persawahan di Pekon Bumiagung Kecamatan Belalau rusak akibat banjir. Foto Dok--
BELALAU – Ratusan hektare sawah di Pekon Bumi Agung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat, terancam terganggu proses tanam menyusul rusaknya saluran irigasi utama Sabah Unggak.
Infrastruktur pertanian yang dibangun pada 2020 melalui program ketahanan pangan dan hortikultura Gapoktan Agung Jaya itu hancur akibat tergerus derasnya arus sungai.
Kerusakan pada irigasi yang dikenal warga sebagai “punggung gajah” ini menyebabkan aliran air menuju lahan persawahan tersendat. Kondisi itu memicu keresahan petani yang khawatir gagal tanam dan kehilangan mata pencaharian.
Peratin Pekon Bumi Agung, Marwan, membenarkan kerusakan parah saluran irigasi tersebut. Menurutnya, dampak langsung sudah mulai dirasakan para petani, sebab Bumi Agung dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Belalau.
“Kalau dibiarkan, dampaknya bukan hanya ke petani tapi juga bisa mengurangi stok pangan Lampung Barat. Kami berharap pemerintah daerah benar-benar serius menindaklanjuti, karena irigasi ini adalah urat nadi masyarakat,” tegas Marwan.
Mengakhiri pernyataannya, Marwan menegaskan bahwa bagi warga Bumi Agung, irigasi bukan sekadar aliran air, melainkan urat nadi kehidupan yang menentukan keberlangsungan pertanian, ketersediaan pangan, dan kesejahteraan keluarga.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Barat, Maidar, mengatakan pihaknya telah meninjau langsung kondisi lapangan. Ia mengakui kerusakan irigasi cukup signifikan, namun langkah perbaikan tidak bisa sekaligus dilakukan.
“Kami sudah melihat langsung kondisi di lapangan. Kerusakannya cukup parah, tapi perbaikan harus bertahap karena menyangkut anggaran dan waktu pelaksanaan. Itu yang sedang kami evaluasi saat ini,” jelas Maidar.
Meski demikian, Maidar memastikan aktivitas pertanian masih dapat berjalan sementara karena masih ada sumber air alternatif yang bisa dimanfaatkan.
“Staf kami sudah turun dan melihat ada sumber air lain yang bisa digunakan, jadi untuk sementara pertanian masih bisa berjalan,” tambahnya. (edi/lusiana)