Bahoi, Permata Tersembunyi di Minahasa Utara

Wisata ke Desa Bahoi memiliki flora dan fauna seperti hutan mangrove hingga pasir putih yang asri. Foto Net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Nama Desa Bahoi mungkin belum setenar destinasi wisata lain di Tanah Air. Namun, desa kecil yang terletak di pesisir Likupang, Minahasa Utara ini menyimpan keindahan alam dan budaya yang tak kalah memesona. Kawasan ini bahkan masuk dalam lima destinasi super prioritas nasional bersama Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Keistimewaan Bahoi bukan hanya pada panorama alamnya, melainkan juga pada kearifan lokal masyarakatnya yang menjaga lingkungan serta memadukan wisata alam dengan pengalaman budaya. Perjalanan menuju Bahoi membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam dari Bandara Sam Ratulangi, Manado. Jalannya dapat ditempuh dengan mobil, melintasi pemandangan hijau yang menyegarkan mata. 

Begitu memasuki wilayah desa, suasana khas pedesaan langsung terasa. Rumah-rumah sederhana tanpa pagar berdiri berjejer, menghadirkan kesan ramah dan terbuka. Dari titik tertinggi sebelum menuruni jalan desa, pengunjung disuguhi panorama laut biru yang berpadu dengan garis pantai berpasir putih, seakan menyambut siapa saja yang datang.

Bahoi memiliki bentang alam yang memukau, tidak hanya indah bila dipandang dari jauh, tetapi juga kaya akan potensi ekowisata. Hutan mangrove yang terjaga dengan baik menjadi salah satu daya tarik utama. Di kawasan ini terdapat jembatan gantung kayu yang menawan, menjadi spot favorit wisatawan untuk berfoto sekaligus menikmati suasana rindang. Menariknya, dari atas jembatan ini pengunjung juga bisa memancing ikan, menandakan betapa terpeliharanya ekosistem laut di sekitarnya.

Kesadaran masyarakat Bahoi terhadap pentingnya menjaga lingkungan patut diacungi jempol. Desa ini terlihat sangat bersih, hampir tidak ditemukan sampah plastik berserakan. Warga menyiapkan tempat sampah dari karung yang digantung di antara dua tiang kayu, sehingga sampah rumah tangga maupun dedaunan terkumpul rapi. Kondisi tersebut mencerminkan kepedulian tinggi warga terhadap status Bahoi sebagai kawasan wisata prioritas yang mengandalkan kelestarian alam.

Selain hutan bakau, Bahoi juga menyuguhkan pesona bawah laut yang menakjubkan. Terdapat kawasan konservasi seluas sekitar dua hektare yang dikenal sebagai Daerah Perlindungan Laut (DPL). Di dalamnya, terumbu karang terjaga dengan baik, menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan tropis. Aktivitas snorkeling dan diving di area ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah desa memberlakukan aturan ketat. Siapa pun yang melanggar, baik wisatawan maupun warga, akan dikenai sanksi sesuai Peraturan Desa.

Pengelolaan pariwisata di Bahoi dilakukan oleh masyarakat setempat dengan dukungan pemerintah dan lembaga terkait. Warga menyediakan perahu berukuran sekitar 10x8 meter yang bisa digunakan wisatawan untuk berkeliling hutan mangrove atau menuju spot snorkeling dan diving. Peralatan selam seperti tabung oksigen dan perangkat pengisian juga tersedia, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir terkait fasilitas. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah ini menjadi contoh nyata bagaimana desa wisata dapat berkembang tanpa merusak lingkungan.

Bagi yang ingin lebih lama merasakan kehidupan di Bahoi, pengunjung dapat memilih menginap di rumah-rumah warga. Konsep homestay ini tidak hanya lebih terjangkau dibandingkan hotel, tetapi juga memberikan pengalaman berbeda. Wisatawan bisa berbaur dengan masyarakat, mencicipi masakan khas, hingga menyaksikan aktivitas keseharian penduduk. Keramahan warga yang terkenal sopan dan hangat akan membuat tamu merasa seperti berada di rumah sendiri.

Daya tarik Bahoi tidak berhenti pada alam dan keramahan penduduk. Desa ini juga memiliki kekayaan budaya yang kental. Tradisi masyarakat masih terjaga dengan baik, mulai dari cara mereka melaut hingga kegiatan sosial yang mengikat kebersamaan. Semua itu menjadi bagian dari pesona yang membuat wisatawan betah berlama-lama.

Secara keseluruhan, Bahoi adalah perpaduan harmonis antara alam, budaya, dan kearifan lokal. Desa ini menunjukkan bagaimana pariwisata bisa berjalan berdampingan dengan pelestarian lingkungan serta kehidupan masyarakat. Keindahan pesisir, hutan bakau yang rindang, terumbu karang yang terlindungi, hingga keramahan penduduk menjadi alasan kuat mengapa Bahoi patut masuk daftar destinasi wajib dikunjungi.

Bagi Anda yang mencari pengalaman berbeda, jauh dari hiruk pikuk kota, Bahoi adalah jawabannya. Di sini, wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam, tetapi juga belajar menghargai arti kebersamaan dan kesederhanaan. Desa kecil di Likupang ini membuktikan bahwa surga tidak selalu jauh, terkadang ia hadir dalam kesederhanaan yang terawat dengan penuh cinta oleh warganya. (yayan/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan