Kinerja Patrick Kluivert di Timnas Indonesia Mulai Disorot, Formasi dan Eksperimen Jadi Sorotan

Belum Setahun di Tukangi Patrick Kluivert Timnas Indonesia Sudah Kebobolah 14 Gol--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Sejak resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia pada awal tahun 2025, Patrick Kluivert perlahan mulai membentuk identitas permainan skuad Garuda. Pelatih asal Belanda itu langsung dipercaya menangani tim di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Menggantikan Shin Tae-yong, Kluivert membawa pendekatan baru, terutama dalam hal skema permainan. Ia memilih untuk mempertahankan pola empat bek yang digunakan sejak laga perdananya melawan Australia. Padahal sebelumnya, Shin kerap menggunakan formasi tiga bek yang cukup solid dan membawa dua kemenangan atas Bahrain dan China.

Dari tujuh pertandingan yang sudah dijalani bersama Kluivert, Timnas Indonesia mengemas tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga kali kalah. Namun, yang menjadi perhatian adalah jumlah kebobolan — sebanyak 14 gol telah bersarang di gawang Indonesia dalam periode tersebut, terutama saat menghadapi Australia, Jepang, dan Arab Saudi.

Sebagai perbandingan, dalam tiga pertandingan terakhir bersama Shin Tae-yong di ajang yang sama, Indonesia hanya kebobolan delapan gol dari laga melawan Jepang, China, dan Bahrain.

Performa menurun Timnas Indonesia banyak dikaitkan dengan eksperimen yang dilakukan Kluivert, baik dari segi formasi maupun pilihan pemain. Saat menghadapi Australia, ia merombak lini belakang dengan memasang trio Jay Idzes, Mees Hilgers, dan Calvin Verdonk. Hasilnya, Indonesia harus menelan kekalahan telak 1-5.

Hal serupa terjadi saat melawan Jepang. Meskipun kembali menggunakan tiga bek  kali ini dengan Justin Hubner, Jay Idzes, dan Mees Hilgers Garuda kembali tumbang dengan skor mencolok 0-6.

Pada bulan September, perubahan strategi mulai terlihat. Kluivert mencoba skema 4-3-3 dan berhasil mencatat kemenangan besar atas Taiwan dengan skor 6-0. Sayangnya, formasi yang sama gagal mendatangkan hasil positif saat menghadapi Lebanon. Laga tersebut berakhir tanpa gol.

Kepala pelatih berusia 49 tahun ini kemudian kembali melakukan penyesuaian taktik saat menghadapi Arab Saudi dengan formasi 4-2-2. Namun, hasilnya kembali mengecewakan. Indonesia kalah tipis 2-3 dalam laga penting tersebut.

Penilaian negatif kembali datang menyusul keputusan kontroversial dalam pemilihan pemain. Jay Idzes dan Kevin Diks ditempatkan di posisi bertahan yang kerap terbuka oleh pergerakan gelandang lawan. Selain itu, keputusan memainkan Marc Klok dan Beckham Putra sebagai starter juga dianggap sebagai salah satu faktor penghambat performa tim.

Kritik juga mengarah pada perubahan peran Yakob Sayuri. Biasanya bermain sebagai winger, Yakob diturunkan sebagai bek sayap dalam formasi empat bek. Keputusan ini berujung petaka saat blunder-nya menyebabkan penalti untuk lawan. (yogi/*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan