TNBBS Sebut Harimau yang Teror Warga Berbeda - Hari Ini, Tim BKSDA Lampung Turun ke Suoh

2202--

BALIKBUKIT - Berdasarkan hasil analisa dari tim Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS), Bidang  Wilayah II Liwa, Resort Suoh bersama tim WRU dan tim gabungan lainnya, bahwa untuk harimau sumatera yang meneror warga Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) sejak beberapa pekan terakhir tidak sama, artinya jumlahnya lebih dari satu.

Hal ini berdasarkan jejak kaki yang ditemukan di setidaknya di dua lokasi, ukuran jejak kaki berbeda. Kepastian bahwa teror satwa liar tersebut memang benar adalah harimau sumatera (Panthera tigris sondaica) itu juga berdasarkan hasil kamera trap yang terpasang di lokasi menerkam Gunarso (47) warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh yang tewas diterkam harimau.

Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki, S.H., mendampingi Kepala TNBBS Bidang Wilayah II Liwa Amri, S.H, M.Hum., mengatakan,  melihat jejak kaki dan juga hasil rekaman dari kamera trap yang berdurasi  sekitar dua menit dilokasi tewasnya Gunarso, maka dipastikan bahwa  Gunarso memang tewas diterkam harimau.

”Sebelumnya di lokasi tewasnya bapak Gunarso itu tidak ada yang melihat keberadaan harimau, kita hanya menganalisa jejak kaki dan juga luka yang dialaminya, namun dengan adanya hasil rekaman kamera trap yang kita pasang,  maka menguatkan bahwa bapak Gunarso memang meninggal karena  diterkam harimau,” kata dia.

Terkait dengan kasus Anwar (43) warga Dusun Way Tuing, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan BNS nyaris diterkam harimau sepulang dari kebun, Sulki mengatakan, bahwa berdasarkan keterangan yang dismapaikan Anwar dan juga hasil pengecekan di lokasi, memang bisa dipastikan bahwa  satwa tersebut adalah harimau.

”Dari jejak kaki dan juga melihat lokasinya yang berjauhan dengan lokasi sebelumnya, maka  kami meyakini bahwa satwa  yang dimaksud benar adalah harimau sumatera, itupun dikuatkan dengan keterangan warga yang juga kerap melihat,” kata dia.

Menurut Sulki,  pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung untuk  menindaklanjuti konflik satwa dan manusia tersebut. Rencananya, Kamis 22 Februari 2024 tim BKSDA akan tiba di Suoh.

”Tim BKSDA akan turun dan membawa perlengkapan termasuk perangkap, rencananya satwa tersebut nantinya akan di evakuasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata dia melanjutkan.

Sebelumnya, Sulki membenarkan laporan adanya warga yang nyaris diterkam harimau. Berdasarkan laporan yang diterima Tim WRU bersama pihak Resort Suoh dari Satgas Pekon Bumi Hantatai bahwa pada tanggal 17 Februari 2024,  Anwar pulang dari kebun bersama adiknya Sanaka (30).

Dalam perjalanan pulang dari kebunnya, tepat di Talang Rejo Santani, ketika sedang dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor beriringan dengan adiknya namun jarak jauh. Ketika melintas di belukaran, di kebun milik Warto, merasa ada yang mengikuti dan merasa motornya di tumbur oleh adiknya.

Ketika di tengok dari sebelah kanan belakang tidak terlihat apa apa dan menengoknya ke sebelah kiri ternyata seekor harimau liar yang mengejar motornya berjarak 1 meter.

"Bapak Anwar ini kaget dan menjatuhkan motor dan langsung berhadapan dan tatapan langsung dengan satwa harimau tersebut sembari berteriak, lokasinya berada di koordinat UTM .X. 416338 Y.9422895," sebutnya.

Selain itu, pihaknya juga menerima laporan tanggal 19 Februari 2024 dari kepala Pemangku Dusun Bumi Agung, bahwa telah di gegerkan adanya masyarakat yang melihat harimau di semak belukar. 

Tim langsung ke TKP kejadian yang dialami Hadi Wijaya masyarakat Dusun Bumi Agung telah melihat seekor harimau di semak belukar ketika sedang melakukan mencari rumput di area pemakaman umum Bumi Agung," kata dia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan