Gaza Terancam, Ribuan Bom Belum Meledak Hambat Pemulihan

Buldoser mulai membersihkan puing-puing di Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas disepakati. Ilustrasi. Foto REUTERS--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO–
Upaya pemulihan di Kota Gaza terhambat berat akibat pembatasan Israel terhadap masuknya alat berat dan bahan bangunan. Wali Kota Gaza, Yahya al-Sarraj, mengungkapkan bahwa kota tersebut membutuhkan sedikitnya 250 kendaraan berat dan 1.000 ton semen untuk memperbaiki jaringan air dan membangun kembali sumur yang hancur. Namun, sebagian besar peralatan vital justru diprioritaskan untuk operasi pencarian jenazah sandera Israel.

Kondisi di lapangan semakin memprihatinkan karena sedikitnya 9.000 warga Palestina masih terkubur di bawah reruntuhan. Kendaraan Palang Merah terlihat memasuki wilayah Gaza selatan setelah berkoordinasi dengan Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, untuk menunjukkan lokasi para sandera di Rafah.

Di sisi lain, Israel tetap mempertahankan kendali atas sekitar 58 persen wilayah Jalur Gaza dengan menetapkan zona “garis kuning” yang membatasi pergerakan tim kemanusiaan, termasuk dari Mesir dan Palang Merah.

Ancaman dari Sisa Bahan Peledak

Pemulihan Gaza juga terkendala oleh ribuan bahan peledak yang belum meledak. Direktur HALO Trust untuk Timur Tengah, Nicholas Torbet, menjelaskan bahwa banyak bom dan amunisi gagal meledak meski seharusnya aktif saat menghantam target. Timnya kini bekerja langsung di lapangan untuk melakukan penghancuran aman dengan metode peledakan terkendali.

Sementara itu, Pertahanan Sipil Palestina melaporkan Israel telah menjatuhkan sekitar 200 ribu ton bahan peledak, dan sekitar 70 ribu ton di antaranya gagal meledak. Sisa-sisa bom tersebut ditemukan di dalam rumah warga, jalan, hingga lahan pertanian, menjadikan setiap upaya evakuasi sangat berisiko.

Ribuan Amunisi Masih Terkubur

Menurut laporan The New Arab, sekitar 20 ribu amunisi aktif, termasuk bom, misil, dan peluru artileri, masih terkubur di antara 70 juta ton reruntuhan. Lembaga Gaza Rights Centre (GRC) memperingatkan bahwa situasi ini menjadikan Gaza sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia.

 

Beberapa ledakan akibat sisa amunisi dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk di Al-Zaytoun, Nuseirat, dan Khan Younis, yang menewaskan warga sipil saat mencoba membersihkan puing bangunan. Kondisi tersebut memperlambat upaya rekonstruksi dan memperbesar risiko kematian bagi tim penyelamat serta penduduk yang masih bertahan di reruntuhan.***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan