Warga Harap Genangan Air di Jembatan Air Ringkih Segera Ditangani
Kubangan Air Menutupi Sisi Jembatan Jalan Poros Kecamatan Gedungsurian di Air Ringkih Pekon Puramekar. Foto dok--
GEDINGSURIAN - Kondisi badan jalan di kiri dan kanan Jembatan Beton pada ruas jalan poros Kecamatan Gedungsurian, Kabupaten Lampung Barat, tepatnya di area Air Ringkih, Pekon Puramekar, kembali menjadi sorotan warga.
Meski jembatan tersebut telah rampung dibangun melalui APBD Kabupaten tahun 2024, namun pekerjaan lanjutan berupa perkerasan badan jalan sepanjang kurang lebih 10 meter di kedua sisi jembatan tak kunjung direalisasikan tahun ini.
Akibatnya, material sirtu yang selama ini menjadi lapisan dasar jalan mulai tergerus aktivitas kendaraan. Setiap kali diguyur hujan, ruas tersebut berubah menjadi kubangan yang menampung air hingga lebih dari 10 centimeter.
Genangan itu tidak hanya mengganggu kenyamanan pengguna jalan, tetapi juga berpotensi mempercepat kerusakan permukaan jalan.
Aparatur Pekon Puramekar, Umar Sebiring, menjelaskan bahwa kondisi ini sudah dikeluhkan masyarakat. Meski belum menimbulkan kemacetan ataupun gangguan lalu lintas yang berarti, pengendara harus ekstra waspada saat melintas terutama kendaraan roda dua dan mobil kecil yang rentan selip di area yang masih berupa tanah campur sirtu tersebut.
Menurut Umar, kondisi itu akan semakin parah apabila tak segera ditindaklanjuti dengan pembangunan lanjutan. Kerusakan dikhawatirkan melebar ke arah permukaan jalan poros utama jika dibiarkan terus menerus terendam air.
Jalan pun berpotensi membentuk cekungan yang semakin dalam akibat beban kendaraan yang melintas setiap hari.
Hendri, salah satu warga berharap pembangunan di titik tersebut dapat kembali menjadi prioritas pada APBD Kabupaten Lampung Barat tahun anggaran 2026 mendatang.
Mereka menilai, pengerasan berupa pengaspalan atau pengecoran permanen di kedua sisi jembatan adalah solusi yang paling tepat untuk memastikan infrastruktur itu berfungsi optimal dan aman dilalui.
Selain itu, perbaikan badan jalan juga dinilai penting untuk menjaga kualitas jembatan yang baru dibangun, agar tidak mengalami kerusakan akibat tekanan tanah yang labil dan tidak stabil di sekitarnya.
Dengan kondisi jalan yang menjadi penghubung utama antarpekon dan jalur ekonomi masyarakat setempat, perbaikan lanjutan di kiri dan kanan jembatan tersebut kini menjadi harapan besar agar aktivitas warga dapat kembali lancar tanpa gangguan genangan dan hambatan medan jalan. (rinto/lusiana)