Gaji Tentara Rusia Ditangguhkan Akibat Perang Ukraina
Ukraina Hantam Kapal Rudal Rusia di Danau Onega--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Perang di Ukraina yang sudah berjalan sejak 2022 mulai menimbulkan tekanan serius terhadap keuangan Rusia. Salah satu indikasinya terlihat dari penangguhan pembayaran gaji tentara di beberapa wilayah, termasuk Republik Yakutia, akibat kekurangan anggaran.
Menteri Keuangan Yakutia, Ivan Alekseev, mengungkapkan bahwa pasukan dari wilayah Timur Jauh Rusia tidak menerima bonus maupun pembayaran satu kali yang seharusnya diberikan. Hal ini menjadi tanda peringatan atas masalah likuiditas dalam anggaran militer Rusia, meski Presiden Vladimir Putin sebelumnya menjanjikan insentif keuangan besar untuk menarik personel militer.
Rusia memang menawarkan gaji tinggi, bonus penandatanganan, dan kompensasi bagi keluarga tentara yang cedera atau meninggal, untuk memenuhi kuota perekrutan di seluruh negara bagian. Namun, laporan menunjukkan bahwa beberapa daerah kesulitan memenuhi pembayaran karena kekurangan dana regional dan ketidakpastian jumlah personel yang harus dibayar.
Yakutia sebelumnya mengalokasikan hingga 2,6 juta rubel per tentara kontrak, terbagi menjadi kontribusi federal, regional, dan kota. Meski demikian, media Rusia melaporkan pembayaran ditangguhkan karena keterbatasan anggaran dan ketidakmampuan memprediksi kebutuhan secara akurat. Pemerintah Yakutia memastikan pembayaran akan segera diselesaikan.
Fenomena ini bukan terjadi hanya di Yakutia. Sejak Oktober 2025, beberapa negara federal lain seperti Tatarstan, Chuvashia, Mari El, dan Samara juga memangkas bonus perekrutan hingga ratusan ribu rubel. Wilayah lain, termasuk Belgorod dan Yamal-Nenets, mengalami pemotongan serupa. Intelijen militer Ukraina menyebutkan bahwa pusat-pusat perekrutan di timur jauh Rusia gagal memenuhi 40 persen kuota yang ditetapkan Moskow.
Ketegangan keuangan ini muncul di tengah sanksi internasional dan kerugian besar yang diderita Rusia akibat perang yang berkepanjangan. Para pejabat menegaskan bahwa pembayaran akan segera dilakukan, namun tekanan ekonomi diperkirakan akan terus membebani mesin perang Rusia.