Warga Aceh mengibarkan bendera putih sebagai simbol menyerah menghadapi banjir dan longsor.
Komisi I Awasi Tim China yang Bantu Cari Korban Banjir Aceh--
Banjir Aceh Berkepanjangan, Bendera Putih Jadi Simbol Keputusasaan Warga
RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan belum menerima laporan resmi terkait viralnya pengibaran bendera putih oleh warga Aceh sebagai bentuk keputusasaan menghadapi dampak banjir dan tanah longsor. Fenomena tersebut mencuat di tengah lambannya pemulihan pascabencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, khususnya Aceh.
Tito mengaku masih akan melakukan pengecekan terkait informasi tersebut. Ia juga belum memberikan tanggapan mengenai langkah Pemerintah Aceh yang dikabarkan mengirim surat permohonan bantuan kepada lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti UNDP dan UNICEF.
Di lapangan, bendera putih tampak dikibarkan warga di sepanjang Jalan Lintas Sumatera, terutama pada ruas penghubung Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa. Aksi ini dilakukan sekitar tiga pekan setelah banjir besar dan longsor melanda wilayah tersebut, sebagai ekspresi kolektif masyarakat yang merasa kewalahan menghadapi kondisi pascabencana.
Bagi warga setempat, pengibaran bendera putih bukan sekadar simbol menyerah, tetapi juga luapan kekecewaan, kemarahan, dan harapan agar pemerintah memberikan perhatian lebih serius. Banyak warga menilai penanganan bencana berjalan lambat, sementara mereka masih harus berjuang membersihkan rumah dan lingkungan dengan peralatan seadanya.
Relawan yang terjun langsung ke lokasi terdampak menyebutkan bahwa masyarakat di wilayah paling parah seperti Aceh Tamiang dan Aceh Utara mengalami tekanan berat. Meski bantuan logistik mulai berdatangan, persoalan utama terletak pada distribusi yang belum merata, sehingga sebagian warga masih kekurangan kebutuhan dasar, termasuk air bersih.
Pengibaran bendera putih tersebut juga terdokumentasi dalam foto jurnalistik yang memperlihatkan kain putih ditancapkan di jalan dan jembatan sebagai tanda ketidakmampuan warga mengatasi dampak bencana secara mandiri. Simbol ini kian mempertegas kondisi darurat yang dirasakan masyarakat.
Dari sisi legislatif, anggota Komisi III DPR RI asal Aceh menilai aksi tersebut mencerminkan penderitaan mendalam warga yang kelelahan menghadapi lambannya respons pemerintah. Menurutnya, masyarakat masih berjibaku dengan lumpur dan material sisa banjir tanpa dukungan peralatan memadai, sehingga proses pemulihan berjalan sangat lambat.
Pengibaran bendera putih dinilai sebagai pesan kuat kepada pemerintah pusat agar segera menetapkan status bencana nasional. Dengan status tersebut, akses bantuan yang lebih luas, termasuk dari komunitas internasional, diharapkan dapat segera mempercepat pemulihan wilayah terdampak.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah telah mengerahkan bantuan untuk penanganan bencana di sejumlah provinsi di Sumatera dan menyatakan situasi masih dalam kendali. Meski demikian, desakan dari masyarakat dan berbagai pihak terus menguat agar penanganan dilakukan lebih masif dan merata.