Karhutla Masih Potensi Terjadi
--
BALIKBUKIT - Meski belakangan ini, hujan sudah beberapa kali turun di beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Barat, namun belum menunjukkan akan berakhirnya fenomena El Nino.
Fenomena El Nino sendiri masih mengancam terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Menghadapi ancaman tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap menyiagakan personel termasuk Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas-PB) yang tersebar di 131 pekon dan lima kelurahan di kabupaten setempat.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Hidayatullah, mendampingi Kepala Pelaksana BPBD Lampung Barat, mengungkapkan jumlah personel yang disiagakan menghadapi ancaman Karhutla, yakni sekitar 50 personel yang terdiri dari Tim Reaksi Cepat (TRC), Satgas PB kabupaten, Search And Rescue (SAR), kemudian 680 Satgas PB yang tersebar di 131 pekon dan lima kelurahan atau masing-masing berjumlah lima orang.
"Koordinasi juga terus dilakukan bersama pihak-pihak terkait, seperti dengan Dinas Sosial, Satpol-PP, Damkar dan Penyelamtaan mengingat mereka juga memiliki personel yang juga dangat dibutuhkan dalam penangam Karhutla," ujarnya.
Selain itu, lanjut Hidayatullah, sebagai upaya dalam rangka mengantisipasi Karhutla pihaknya juga telah menyurati seluruh kecamatan untuk melakukan pencegahan secara intensif.
Surat itu disampaikan ke seluruh kecamatan berdasarkan Berdasarkan Surat Gubernur Lampung Nomor: 660/308/06/2023 tanggal 21 Juli 2023 tentang langkah antisipasi terhadap ganggauan iklim di Provinsi Lampung.
Kemudian Surat Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi klimatologi, dan geofisika (BMKG) nomor =TAKL 00,02/042/Pit DK/VI/2023 tanggal 16 juni 2023 perihal pemantauan El Nino 2023 dan perkembangan musim kemarau.
Dijelaskan, melalui surat tersebut diimbau agar melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya Karhutla berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau tahun 2023.
Melakukan antisipasi untuk adaptasi pola tanam, untuk wilayah-wilayah yang mengalami mundurnya awal musim hujan tahun 2023.
Lalu, meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional yaitu waduk embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaanya di saat musim kemarau.
Kemudian, melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau tahun 2023.
Melakukan antisipasi untuk adaptasi pola tanam, untuk wilayah-wilayah yang mengalami mundurnya awal musim hujan tahun 2023.
”Agar melakukan efisiensi dalam pemanfaatan air bersih hingga level rumah tangga di masyarakat melalui peningkatan pemahaman pola penggunaan air bersih. Kemudian menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan pembakaran hutan dan lahan," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan bila perlu agar pihak kecamatan untuk membentuk Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) di wilayahnya terutama bagi daerah yang rawan. (nopri/lusiana)