Pemukiman Kerap Banjir, Warga Pekon Lom Nantikan Penanganan
BELUM ADA SOLUSI : Masalah genangan air hingga ketinggian 30 centimeter di ruas jalan nasional tepatnya di Pekon Canggu Kecamatan Batubrak Lampung Barat ini tak kunjung tuntas, hal itu dikeluhkan pengguna jalan. Foto Nopriadi --
SUKAU - Bencana banjir yang telah sering menggenangi pemukiman tepatnya di wilayah Pemangku Pekon Lom, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat diharapkan segera mendapat penanganan dari Pemkab Lampung Barat.
Hal itu di ungkapkan oleh sejumlah warga yang kerap menjadi korban banjir di wilayah tersebut.
Sejumlah warga di lokasi menyebut fenomena banjir itu sudah dua kali terjadi di awal tahun 2024 ini, namun ketika banjir pihaknya tidak mengungsi karena hitungan jam air kembali surut sehingga pihaknya harus bergegas untuk kembali membersihkan rumah.
“Setiap hujan deras pasti banjir, tapi hanya berselang beberapa jam surut lagi jadi kami tidak pernah mengungsi, menunggu sampai air surut lalu kemudian bergegas membersihkan rumah. Kalau tidak dibersihkan bisa menggangu kesehatan,” ungkap warga.
Kendati begitu selama banjir melanda belum pernah ada laporan kerugian material atau korban, hanya saja warga resah dengan kondisi itu, karena pasca banjir harus di sibuk membersihkan halaman maupun ruangan yang kondisinya kotor usai banjir. “Kalau kerugian tidak ada, hanya kami sudah capek dengan kondisi ini, setelah banjir harus bersih-bersih. Kami harap pemerintah segera menangani banjir ini,” harapnya.
Menanggapi itu sebelumnya, pemerintah pekon setempat melalui Juru Tulis Pekon Buaynyerupa Amrah Bangsawan tak menampik kondisi itu, namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena disamping penanganan yang besar juga dibutuhkan kajian-kajian oleh pihak yang berkompeten.
“Ya sudah sering, setiap hujan pasti rumah warga itu kebanjiran. Sedikitnya ada sekitar 50 rumah. Genangan air berasal dari Way Uluhan yang ketika hujan alirannya besar dan tumburan dengan sungai way warkuk sehingga meluap kerumah warga,” kata Amrah.
Kondisi itu, terus Amrah, hampir terjadi setiap wilayah tersebut dilanda hujan. Yang lebih memperihatinkan lagi, ketika banjir lingkungan dan rumah warga menjadi kotor sehingga menggangu kondisi kesehatan masyarakat.
“Tentu kami sangat prihatin, karena ini sudah sering dan belum juga ada penanganan. Kalau laporan dari pekon sudah kami sampaikan ke Pemkab melalui BPBD dan dinas terkait, namun belum ada tindaklanjut,” tandasnya. *