Kunjungi Kebun Kopi di Lambar, Anton : Ingat! Harga Jual Milik Pasar dan Produksi Milik Petani
Ketua Badan Pengawas Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Anton Apriyantono mengunjungi kebun kopi arabica milik Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Syafaur Rosyid beberapa hari lalu di Kecamatan Pagar Dewa Lampung Barat. Foto Dok --
BALIKBUKIT - Ketua Badan Pengawas Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Dr. Ir. Anton Apriyantono ingatkan bahwa harga adalah milik pasar sementara produksi adalah milik petani.
Nasehat itu disampaikan Anton Apriyantono saat mengunjungi kebun kopi arabica milik Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Syafaur Rosyid beberapa hari lalu di Kecamatan Pagardewa Kabupaten Lampung Barat.
Anton Apriyantono Mantan Menteri Pertanian dalam Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 itu berkunjung untuk melihat langsung kebun-kebun kopi yang sedang memasuki masa panen di Lampung Barat.
”Luar biasa ternyata di Kabupaten Lampung Barat bukan hanya kopi robusta yang bisa berkembang dengan baik, akan tetapi kopi jenis arabica juga bisa tumbuh dengan subur dan berproduksi bagus seperti di Kecamatan Sekincau, Pagar Dewa dan kecamatan lainnya," ujarnya dengan kagum.
"Ini, kita ketahui tanaman-tanaman kopi ini tumbuh baik dan subur, khusus nya di ketinggian 1000 mpdl lebih," sambungnya.
Anton Apriyantono yang dalam kunjungannya didampingi Karjo Matamat Quality Manager PT Kapal Api Global menyarankan kepada petani di Lampung Barat agar inovasi harus tetap di intensifkan dan perubahan untuk menuju hasil produksi kopi yang baik tetap harus menjadi tujuan para petani di Lampung Barat.
“SSaya sarankan jangan mempertahankan klon-klon yang siklusnya berbuahnya bisa sampai dengan 8 tahun, jadi petani kopi harus inovatif, ikuti perkembangan, konsentrasi yang optimal dalam perawatan kebun kopinya. Bila hasil produksi baik bangun pemasaran, karena harga adalah milik pasar dan produksi adalah milik petani,” tegas dia
Kepada Ketua KTNA Lambar, Anton Apriyantono menghimbau untuk memperbanyak pedampingan kepada petani, memperkuat organisasi-organisasi yang membela kepentingan petani agar menjadi wadah bersama.
Sementara itu Ketua KTNA Lambar Syafaur Rosyd merasa bangga akan kunjungan nantan Mentan itu di kebun kopi miliknya. "Kita lengkap disini, sebagai kebun yang terintegrasi dengan tanaman pelindung produktif ada pohon alpukat dan tanaman lada," ungkapnya.
”Klon kopi Alhamdulillah lumayan lengkap disini, semua ada baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri," ujar dia.
Syafaur Rosyd juga meminta agar Ketua Badan Pengawas Dekopi itu terus memberikan saran-saran yang inovatif bagi para petani kopi di Lampung Barat.
”Petani kopi di Lampung Barat jangan hanya terobsesi dengan harga yang bagus, tapi mental yang inovatif, tidak diam ditempat (Stagnan) dalam berbudaya bertani kopi juga harus dikedepankan,” tutupnya. *