Meningkat, IPM Lambar Kini Diangka 71,99 Poin
Pj Bupati Lampung Barat, Drs. Nukman----
BALIKBUKIT – Penjabat (Pj) Bupati Lampung Barat Drs. Nukman, M.M., mengungkapkan, saat ini indikator makro target pembangunan Kabupaten Lampung Barat mengalami peningkatan.
Dijelaskan, hal itu terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari semula sebesar 69,52 menjadi 71,99 poin, pendapatan perkapita meningkat dari semula 28,02 juta rupiah lebih menjadi 30,33 juta rupiah lebih.
Selain itu, angka kemiskinan menurun dari semula ditargetkan 11,30 persen menjadi berkisar antara 10,5 sampai dengan 11 persen.
”Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 5,10 persen,” ungkap Nukman belum lama ini.
Sementara, Indeks Gini tidak mengalami perubahaya itu sebesar 0,261 poin dan tingkat pengangguran terbuka juga tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 1,90%.
Sebelumnya, jumlah pengangguran Gen Z jadi yang paling banyak di Lampung Barat dengan persentase 71,88 persen. Dari data dari BPS angka pengangguran terbuka di Lampung Barat 2,25 persen atau berjumlah 12.109 orang, masih yang terendah se-Lampung.
“Berdasarkan persentase angka pengangguran terbuka itu, Gen Z menjadi generasi yang paling banyak belum bekerja yakni 8.704 orang atau 71,88 persen,” ungkap Kepala BPS Lampung Barat Nasrullah Arsyad.
Menurutnya, Gen Z merupakan seseorang yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 dan memiliki usia 15-28 tahun. Selain Gen Z, generasi Y atau millenial (1981-1996) dan generasi X (1965-1980) turut menyumbangkan angka pengangguran meski tidak signifikan. Generasi millenial sebanyak 1.771 orang atau 14,63 persen, sedangkan generasi X 1.634 orang atau 13,49 persen.
”Ada beberapa faktor yang membuat Gen Z di Lampung Barat belum memiliki pekerjaan atau susah mencari kerja. Faktor-faktor tersebut berdasarkan hasil analisa dan survey yang dilakukan BPS Lampung Barat baru-baru ini,” kata dia.
“Hasil survey kenapa tinggi salah satunya karena lapangan kerja di sektor formal yang ada di Lampung Barat turun atau menyempit. Kami juga menemukan Gen Z cenderung menempuh pendidikan yang lebih lama sehingga Gen Z lebih selektif memilih pekerjaan,” terusnya.
Nasrullah menilai, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin selektif orang tersebut memilih pekerjaan. Terakhir, faktor banyaknya Gen Z yang belum bekerja di Lampung Barat yakni tidak sinkronnya keterampilan dan permintaan tenaga kerja.
”Akan ada dampak yang ditimbulkan jika melihat kondisi angka pengangguran Gen Z yang tinggi ini. Yakni salah satunya pada dampak sosial seperti kriminalitas. Lalu berpengaruh juga ke penurunan produktivias ekonomi. Hal itu disebabkan karena potensi tenaga kerja tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Terakhir bisa berdampak ke mental dan emosional,” tutupnya. *